Namun, jangan mengira tidak menimbulkan dampak serius. Ejekan atau olokan secara verbal sangat berbahaya bagi anak.
“Biasanya orang tua dan guru menganggap teguran sudah cukup untuk mengakhiri candaan di sekolah. Padahal, ini sebenarnya luka psikis atau emosional yang lebih dalam serta menyakitkan dan efeknya bisa jangka panjang,” tutur dia.
Riza menyebut pengetahuan guru dan orang tua tentang bullying dan dampaknya terhadap anak juga minim. Padahal, pengetahuan sangat penting untuk melihat masalah di sekitar anak serius atau tidak.
Riza menuturkan dampak bullying bagi anak yang menjadi korban ada pada masalah kesehatan mental. Anak merasa terisolasi secara sosial, tidak memiliki teman dekat atau sahabat, dan tidak memiliki hubungan baik dengan orang tua.
Hal ini bisa menjadi trauma panjang. Trauma ini memengaruhi penyesuaian diri anak dengan lingkungan, terutama sekolah.
Beberapa penelitian menunjukkan, bullying menjadi faktor utama yang bisa memengaruhi prestasi akademik hingga putus sekolah. Sementara itu, bagi anak yang menjadi pelaku, bullying bisa membuat memiliki empati yang minim dalam interaksi sosial.
Biasanya, mengalami perilaku abnormal, hiperaktif, hingga prososial. Hal ini berkaitan dengan respons pelaku terhadap lingkungan sosial sekitarnya.