“Saya sudah perintahkan kepada dirjen pada direkur, kampus yang bermasalah dengan penjualan ijazah tutup saja,” kata Nasir usai acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Pemimpin Tinggi Madya, di Gedung D Kemenristekdikti, Jalan Pintu Senayan satu, Jakarta, Kamis, 29 November 2018.
Praktik jual beli ijazah, kata Nasir, telah mencoreng marwah dunia pendidikan tinggi di Tanah Air. Apalagi yang terlibat adalah pemain-pemain lama yang pernah melanggar aturan pada kasus serupa sebelumnya.
“Kami tidak pernah mentoleransi tentang ijazah bodong, itu apapun bentuknya. Dia menggunakan nama universitas lain dan kini dia membuat universitas baru (Universitas Pelita Bangsa),” terang Muhadjir.
Baca: Menristekdikti Bantah Ada Praktik Jual Beli Ijazah Bodong
Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini menuturkan, perguruan tinggi yang kembali melakukan jual beli ijazah aspal tersebut, sebelumnya pernah menerbitkan sekitar 700 ijazah aspal. Namun kasus tersebut sudah selesai di 2015.
“Seingat saya itu ada isu wisuda ramai-ramai saya lakukan penggerebekan itu sudah selesai saya lakukan. Eh muncul lagi. Memang kita tidak boleh lengah lagi harus jalan terus,” terangnya.
Sebelumnya, Nasir membantah masih ada kampus yang melakukan praktik jual beli ijazah bodong. Dirinya menegaskan telah menutup universitas-universitas yang terbukti melakukan praktik illegal tersebut sejak 2015.
"Sudah selesai masalah itu (jual beli ijazah bodong). Kampusnya sudah tidak ada," tegas Nasir.
Baca: Komisi X Segera Panggil Menristekdikti Terkait Ijazah Aspal
Pernyataan ini dikeluarkan untuk mengklarifikasi isu masih adanya praktik jual beli ijazah asli tapi palsu (aspal) di sejumlah perguruan tinggi. Setelah setidaknya ada 243 kampus yang ditutup oleh Kemenrisetdikti pada 2015.
Ratusan kampus tersebut terbukti melakukan pelanggaran dan penipuan di antaranya menerbitkan ijazah tanpa adanya kegiatan perkuliahan (ijazah bodong), serta belum terdaftar di Kemenrisetdikti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News