Mu'ti mengatakan negara yang tergabung dalam UNESCO mesti solid dalam berbagai hal. Terlebih, UNESCO memiliki peran dan mandat sebagai penuntun moral dan sumber pengetahuan global yang meneguhkan nilai kemanusiaan dan perdamaian.
"Untuk tujuan inilah, UNESCO harus menjadi kompas etika bagi peradaban dunia," kata Mu'ti dalam pidatonya, Selasa, 4 November 2025.
Sejalan dengan prinsip itu, Indonesia memandang perlu adanya perlindungan dan dukungan tanpa syarat bagi hak fundamental di zona konflik, khususnya yang terjadi di Gaza, Palestina. Mu't mendesak komunitas global memastikan keselamatan pelajar di Gaza, termasuk pendidik hingga jurnalis.
"Di Gaza di mana hampir seluruh elemen peradaban dihacurkan dengan sengaja dan terancam hilang. Kami mendesak komunitas global untuk memastikan keselamatan pelajar, pendidik, jurnalis dan relawan kemanusiaan serta pemulihan total fasilitas pendidikan dan cagar budaya yang rusak," tegas dia.
Dalam pidatonya, untuk pertama kali bahasa Indonesia digunakan di podium Sidang Umum UNESCO. Sebelumnya, bahasa Indonesia sudah diakui sebagai bahasa resmi di UNESCO.
Namun, penggunaannya baru sebatas pada rapat-rapat di UNESCO. Ia menyebut bahasa Indonesia telah lama berfungsi sebagai penghubung seluruh etnik di Indonesia, di mana da puluhan ribu pulau di dalamnya.
"Hari ini, jembatan itu juga menjadi pengetahuan antara negara. Sekarang, saya akan meneruskan kata-kata ini dalam bahasa Indonesia," kata Mu'ti.
Mu'ti juga sempat berpantun. Isi pantun itu untuk menunjukkan terima kasih atas kesempatan bagi bahasa Indonesia dapat diperdengarkan di podium Sidang Umum UNESCO.
"Bunga selasih mekar di taman, petik setangkai buat ramuan. Terima kasih saya ucapkan, atas kesempatan menyampaikan pernyataan," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id