Steve Jobs. Telegraph.co.uk
Steve Jobs. Telegraph.co.uk

Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Tak Lulus Kuliah

Medcom • 21 Februari 2022 20:08
Jakarta: Apple merupakan salah satu merek gadget paling bergengsi di dunia. Siapa sangka, ternyata pendirinya, Steve Jobs, tak lulus perguruan tinggi.
 
Hal ini dia sampaikan ketika menghadiri acara wisuda Stanford University pada 12 Juni 2005. Keputusannya tak melanjutkan pendidikan lantaran memegang teguh prinsip ingin memecahkan masalah sendiri–tanpa bantuan orang lain–selagi dirinya mampu.
 
Meski tak mengenyam pendidikan tinggi hingga lulus, bukan berarti pria kelahiran 1955 itu benar-benar tidak belajar. Dia hanya mengikuti kelas sesuai keinginannya dan belajar mekanik secara otodidak.

Lantas, bagaimana Jobs bisa membangun perusahaan prestisius ini tanpa menyandang gelar akademis? Dikutip dari laman Zenius, berikut sepak terjang sang pendiri Apple:

Awal mula terbentuknya perusahaan Apple

Siapa sangka, perusahaan paling berharga di dunia ini bermula dari pertemuan Jobs dengan Steve Wozniak di garasi rumah temannya. Wozniak merupakan insinyur elektronik lulusan De Anza College yang kala itu sedang membuat personal computer (PC).
 
Dari pertemuan tersebut, akhirnya Jobs dan Wozniak memutuskan untuk bekerja sama membuat gadget. Pada 1971, mereka meluncurkan Blue Box, yaitu perangkat yang memungkinkan seseorang menelepon secara gratis.
 

Setelah sukses dengan Blue Box, Jobs menawarkan Wozniak untuk menjual desain PC-nya yang lebih praktis dibandingkan dengan perangkat komputer pada saat itu. Inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Apple.
 
Meski sudah menentukan produk yang bakal dipasarkan, ternyata Jobs dan Wozniak belum memikirkan nama perusahaan mereka. Nama Apple baru tercetus sehari sebelum keduanya mengajukan surat-surat pendirian perusahaan.
 
Penamaan ini terinspirasi dari aktivitas Jobs yang baru saja memetik apel. Namun, bukan berarti penamaan tersebut diberikan secara asal-asalan. Terdapat filosofi di balik nama Apple, yakni diharapkan dapat menjadi perusahaan yang fun, bersemangat, dan sederhana.
 
Alhasil, Apple Computers resmi berdiri pada 1 April 1976. Jobs mendirikan perusahaan itu di usia 21 tahun.

Sepak terjang perusahaan Apple

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Jobs memutuskan untuk berhenti berkuliah di Reed College. Meski begitu, kecintaan terhadap seni menulis huruf membuat Jobs mengikuti kelas kaligrafi di kampus yang sama tanpa menyandang status sebagai mahasiswa.
 
Alhasil, ilmu yang diperolehnya itu diterapkan di perusahaan yang dia bangun. Sepuluh tahun sejak didirikan, Apple Computers meluncurkan Macintosh, yaitu komputer pertama yang memiliki font. Dalam jangka waktu itu juga, perusahaan Jobs memiliki lebih dari 4.000 karyawan dan bernilai sekitar USD2 miliar.
 

Kesuksesan tersebut tak terlepas dari kepiawaian Jobs dalam memimpin perusahaannya. Dia terkenal sebagai sosok yang perfeksionis dan detail-oriented.
 
Namun, sikap Jobs yang demikian justru menjadi boomerang bagi dirinya. Akibat terlalu disiplin terhadap karyawan dan berbeda visi dengan presiden Apple, Jobs dipecat dari perusahaannya sendiri pada 1985.
 
Hengkangnya Jobs dari Apple ternyata membuat perusahaan itu mengalami kerugian hampir sebesar USD1 miliar. Untuk mengatasi krisis tersebut, dewan direksi menunjuk Gil Amelio sebagai CEO pada 1996.
 
Setahun kemudian, Jobs kembali ke Apple karena perusahaan tersebut mengakuisisi NeXT–perusahaan komputer yang dibangun oleh Jobs usai dipecat dari Apple. Namun, pria bernama lengkap Steve Paul Jobs itu enggan menjabat sebagai CEO dan lebih memilih menjadi penasihat.
 
Kehadiran Jobs seolah menjadi angin segar bagi Apple. Dengan ide-ide barunya, saham perusahaan tersebut meroket. Kejayaan Apple ini membuat Jobs ‘terpaksa’ kembali menjadi CEO.
 
Berkat tangan dinginnya, Apple di bawah kepemimpinan Steve Jobs berhasil meluncurkan berbagai macam gadget. Mulai dari iMac, Apple Store, iPod, iPad, dan iPhone. Hingga saat ini, Apple menjadi perusahaan paling berharga di dunia yang telah merevolusi teknologi.
 

Akhir hidup Steve Jobs

Steve Jobs meninggal dunia pada 5 Oktober 2011 lantaran menderita kanker pankreas. Penyakit ini pertama kali didiagnosis delapan tahun sebelum kematiannya, yaitu Oktober 2003.
 
Selama sembilan bulan usai didiagnosis, Jobs enggan dioperasi dan lebih memilih menjalani diet vegan dan akupuntur. Meski akhirnya dia mau dioperasi, sel-sel kanker tersebut kembali menyebar pada 2008.
 
Berbagai jenis pengobatan dijalani, mulai dari diet vegan, pengobatan tradisional, hingga transplantasi hati. Sayangnya, kesehatan Jobs semakin memburuk hingga akhirnya dinyatakan meninggal.
 
Itulah sepenggal kisah Steve Jobs, si jenius perfeksionis pendiri perusahaan Apple. Dari kisah hidupnya ini, Jobs membuktikan tak mudah terpengaruh orang lain. Dia berani mempertahankan idealisme dan berpegang teguh pada pendirian untuk mewujudkan hal-hal yang diinginkan.
 
Dalam pidatonya saat menghadiri wisuda Stanford University, Jobs pernah berpesan untuk tidak menyia-nyiakan waktu dengan menjalani kehidupan seperti standar orang lain. Jangan terjebak oleh dogma, dan jangan biarkan kebisingan pendapat orang lain menenggelamkan suara hati sendiri. Hal terpenting ialah miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi. (Nurisma Rahmatika)
 
Baca: 6 Kiat Public Speaking Ala Bos Apple Steve Jobs
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan