Kantor Gubernur Sulawesi Barat rusak akibat gempa. Foto: Istimewa.
Kantor Gubernur Sulawesi Barat rusak akibat gempa. Foto: Istimewa.

Pelajaran Penting Gempa Sulawesi Barat Versi Pakar ITB

Arga sumantri • 24 Januari 2021 09:05
Bandung: Gempa yang terjadi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat (Subar) telah menyebabkan kerusakan dan jatuhnya korban jiwa. Berdasarkan informasi yang diperoleh sampai Kamis, 21 Januari 2021, terjadi gempa susulan sebanyak 39 kali dengan gempa utama magnitudo 6,2.
 
Ketua PUI Sains dan Teknologi Kegempaan Institut Teknologi bandung (ITB) Irwan Meilano, potensi gempa yang ada di Mamuju dan Majene sebetulnya sudah diketahui sejak dulu. ITB melihat ada daerha yang unik di Sulawesi Barat ke tengah, karena banyak terjadi gempa degan mekanisme sesar naik ke sana.
 
"Kita berkesimpulan ada sumber gempa dan sudah kita masukkan ke dalam peta bahaya sumber gempa tahun 2019," ujar Irwan mengutip laman ITB, Minggu, 24 Januari 2021.

Irwan mengatakan, informasi yang telah diberikan kepada pemerintah belum terlalu detail. Sehingga, pada saat terjadi gempa masih belum bisa menjelaskan dengan baik kemungkinan dua sumber gempa ini (mamuju thrust atau makasar strait thrust) 
 
"Sekarang kita sudah memiliki kesimpulan dan sedang membuat paper terkait hal tersebut," tambahnya.
 
 

Menurutnya, gempa Majene dan Mamuju telah memberikan pelajaran penting bagi bangsa Indonesia bahwa pemahaman risiko bencana di harus lebih baik dan detail. Pemahaman resiko ini dimulai dari rincian sumber gempanya.
 
Irwan berharap ada keberpihakan dari pemerintah terhadap penelitian sumber gempa untuk memerinci risikonya. Kenapa? gempa-gempa yang terjadi di beberapa wilayah menimbulkan kerusakan parah pada banunan. 
 
"Padahal sebetulnya kita sudah ada aturan penting mengenai stadar kode bangunan," ungkapnya.
 
Baca: Dilema Penanganan Bencana di Tengah Pandemi
 
Pelajaran penting kedua, menurutnya, adalah perlu diperhatikan perencanaan pembangunan yang baik. Sehingga, pembangunan itu bukan asal cepat dan banyak, tetapi dengan memahami risikonya.
 
"Misalnya boleh dibangun tetapi apa syaratnya, atau jangan-jangan memang tidak boleh dibangun di situ," ungkapnya.
 
Pelajaran ketiga, adalah pengawasan yang ketat. Pelajaran lainnya yakni perlu adanya peran serta komunitas. Artinya, masyarakat juga diajak untuk memahami risiko akibat kegempaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan