"Dan juga berlaku sebaliknya dosen luar negeri ke dalam negeri selama satu bulan sebanyak 150 dosen," sebut Nizam.
Selanjutnya, terdapat program detasering. Program ini menyasar dosen pakar atau ahli. Sebanyak 70 orang melakukan pendampingan dan meningkatan mutu pada perguruan tinggi sasaran selama dua bulan.
Kemudian, program bridging course atau pelatihan pra doktoral bagi dosen yang akan melanjutkan studi program doktoral di perguruan tinggi luar negeri. Program ini menyasar 25 dosen S2 selama dua bulan.
Untuk beasiswa pendidikan, pihaknya memberi kesempatan kepada dosen dan calon dosen S2 maupun S3. Beasiswa di kuliah di luar negeri selama dua hingga empat tahun untuk S2 tersedia untuk 17 orang, dan S3 tersedia 44 orang.
"Untuk beasiswa kuliah dalam negeri dua sampai empat tahun. Untuk S2 ada 100 orang dan S3 ada 850 orang. Untuk beasiswa joint degree atau dual degree selama dua sampai empat tahun tersedia untuk S2 sebanyak 20 orang dan S3 untuk 100 orang," jelasnya.
Baca: Indonesia Bakal Butuh 600 Ribu Ahli Digital Setiap Tahun
Kemendikbudristek juga menyediakan sertifikat kompetensi dosen dan tenaga pendidik. sertifikasi itu ditargetkan menyasar 160 dosen dan tendi untuk mengikuti tiga hari pelatihan dan satu hari uji kompetensi.
"Terkhir program untuk mendorong akselerasi riset keilmuan dosen selama 12 bulan yang diharapkan ada output 500 potensi karya tulis ilmiah, kekayaan terapan intelektual, karya seni," tutur Nizam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News