"Pendidikan vokasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kata Elfindri dalam kegiatan Vocationomics yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Kemendikbudristek, dikutip Jumat, 6 Desember 2024.
Untuk itu menurutnya, pemerintah perlu memastikan prioritas sektoral. Di mana hal tersebut akan menjadikan Indonesia unggul dalam jangka panjang demi mewujudkan tenaga kerja terampil dan berdaya saing.
“Pendidikan vokasi perlu memperkuat berbagai potensial, seperti fleksibilitas, investigasi, convensional, dan karakter kerja dan sosial tamatannya,” imbuhnya.
Dengan fokus yang lebih besar pada pendidikan vokasi, Indonesia dapat mempercepat transformasi SDM dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pendidikan vokasi bukan hanya sekadar solusi jangka pendek.
"Melainkan investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi penerus yang siap bersaing dan unggul. Hal ini dapat dilakukan pada satuan terkecil, yaitu desa," lanjut dia.
Ia menambahkan, pendidikan vokasi berpotensi untuk menjadi driver pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa dalam mewujudkan asta cita pemerintah Indonesia. Hal ini mencakup penguatan pembangunan Sumber Daya Manusia, pendorong kewirausahaan dan pengembangan industri kreatif, juga pembangunan desa untuk pemerataan ekonomi.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Gerakan Desa Emas, Aries Mufti mengatakan, desa merupakan satu kesatuan terkecil seperti miniature Indonesia. Aries optimis, Indonesia emas 2045 akan tercapai apabila 75 ribu desa menjadi desa emas melalui tiga kunci penting pembangun desa emas, yaitu terciptanya Sumber Daya Manusia berkualitas, pola manajemen yang baik, dan pemetaan desa yang tepat berdasarkan value desa.
“Kita perlu memperlakukan desa sebagai negara melalui gerakan desa emas. Disinilah peranan pendidikan vokasi itu sangat penting. Kita harus mengetahui juga skill suatu desa itu apa,” jelasnya.
Baca juga: SMKN 1 Lubuk Pakam Hadirkan Suasana Industri di Sekolah |
Aries menambahkan, pembangunan desa untuk pemerataan ekonomi, suatu desa akan maju apabila warganya memiliki keyakinan untuk berubah dan memiliki akhlak yang mulia. Semangat pantang menyerah, tekun, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas (cerdas spiritual, emosional, dan intelektual), dan semangat saling membantu mengelola potensi desa.
"Pendidikan vokasi haruslah adaptif dengan perubahan zaman, namun tetap menjunjung nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, tolong menolong dan budi pekerti yang selaras dengan nilai-nilai pendidikan," terang Aries.
Dalam era ekonomi digital, keterampilan teknis dan digital menjadi sangat penting. Head of America-Europe Committee Asosiasi Pengusaha Indonesia, Yono Reksoprodjo mengatakan, kalangan industri perlu mengikuti semua tren yang berkembang, termasuk dengan hadirnya ancaman Artificial Intelegent (AI).
Yono menilai, AI adalah alat untuk membantu. AI bisa dillihat sebagai pengganti, namun sekaligus juga sebagai aktualisasi jika dapat digunakan dengan tepat.
"Oleh sebab ini lah penting untuk mendorong kemitraan antara dunia pendidikan dan dunia usaha dan dunia industri agar pendidikan vokasi selaras dengan dunia kerja," tutup Yono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News