Ilustrasi SMK. DOK Vokasi Kemdikbud
Ilustrasi SMK. DOK Vokasi Kemdikbud

Data BPS 2024: Waktu Tunggu Lulusan SMK Diterima Kerja Rata-rata 0-2 Bulan

Renatha Swasty • 03 Desember 2024 21:08
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru yang menunjukkan tren positif dalam penyerapan lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) ke dunia kerja. Lulusan SMK kini lebih cepat diterima kerja dengan rata-rata waktu tunggu selama 0-2 bulan.
 
Pemaparan hasil data BPS tersebut terangkum dalam Bincang Santai dengan Media terkait Berita Resmi Statistik: Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2024 pada Jumat, 29 November 2024. Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Ali Said, memaparkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) mengenai Penduduk Usia Kerja Lulusan SMK Setahun yang Lalu Bekerja Setelah lulus Menurut Lamanya Waktu Tunggu (2022-2024).
 
“Lulusan SMK yang lulus setahun yang lalu memiliki waktu tunggu yang bervariasi, tetapi secara umum paling banyak memiliki waktu tunggu 0-2 bulan,” ungkap Ali dikutip dari laman Vokasi Kemdikbud, Selasa, 3 Desember 2024.

Ali menjelaskan dalam bulan Agustus 2024, terdapat 240 ribu lulusan SMK yang memiliki waktu tunggu 0-2 bulan. Ia menilai waktu tunggu merupakan hal yang lazim karena lulusan memerlukan jeda dalam mencari pekerjaan.
 
“Semakin cepat semakin bagus. Dengan adanya link and match dengan industri menjadi faktor lulusan SMK langsung terserap industri,” tutur dia.
 
Baca juga: Mu'ti Bakal Perbarui Format Kemitraan SMK PK, Tak Cuma Kolaborasi dengan Perusahaan Besar

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, mengungkapkan hal ini tidak lepas dari berbagai upaya pemerintah dalam memperkuat link and match antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri.
 
“Kami terus meningkatkan kualitas kurikulum, menghadirkan program magang industri, serta membangun kemitraan dengan perusahaan untuk memastikan lulusan SMK siap kerja,” ungkap Tatang.
 
Keberhasilan ini dipengaruhi program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK), teaching factory, serta kualitas tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan (PTK) melalui Program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Tatang menyebut terdapat 7 UPT Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi yang menjadi penyelenggara upskilling dan reskilling sehingga para guru memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar industri.
 
“Program Upskilling dan Reskilling telah membantu 51.904 pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensinya selama periode 2022-2024,” ujar dia.
 
Tahun ini, program tersebut telah menjangkau 14.413 PTK yang berhasil meningkatkan kompetensinya di berbagai bidang vokasi. Mulai dari pertanian, kemaritiman, teknologi, elektronika dan otomotif, bisnis dan pariwisata, bahkan guru vokasi bidang seni dan budaya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan