“Rasa haru dan bahagia sangat mendalam. Capaian ini adalah buah dari doa serta dukungan orang tua, keluarga, pimpinan universitas dan fakultas, civitas akademika Unismuh, serta para sahabat,” kata Nurlina dikutip dari laman unismuh.ac.id, Senin, 28 Oktober 2024.
Pencapaian akademik tersebut diraih dengan tidak mudah. Nurlina mengakui salah satu tantangan terberat adalah menyeimbangkan waktu antara kewajiban mengajar di berbagai jenjang pendidikan dan menulis publikasi ilmiah di jurnal bereputasi, seperti Scopus. Selain itu, ia juga aktif menyusun buku ajar dan referensi di sela-sela kesibukannya.
Bidang keahlian Nurlina berfokus pada pendidikan fisika, dengan salah satu topik penelitian utamanya yaitu pengembangan perangkat asesmen berbasis digital. Inovasi ini tidak hanya relevan di era pendidikan modern, tetapi juga menjadi solusi bagi tantangan asesmen di tingkat universitas dan sekolah.
Nurlina Lahir di Koppe, Kabupaten Bone, pada 23 Juli 1982. Dia memulai pendidikan dasar di SD Negeri 1 Koppe dan melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Awangpone.
Semasa sekolah, ia dikenal sebagai siswa cerdas dan disiplin. Pendidikan menengah atasnya diselesaikan di SMA Negeri 1 Watampone, yang semakin memperkuat minatnya pada bidang sains, terutama fisika.
Setelah lulus dari SMA, Nurlina melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Negeri Makassar (UNM) dan berhasil meraih gelar Sarjana Fisika (S1) pada tahun 2004. Kecintaannya pada dunia pendidikan membuatnya melanjutkan studi ke jenjang Magister Pendidikan Fisika (S2) di universitas yang sama dan berhasil lulus pada tahun 2009. Puncak pendidikannya ia raih dengan meraih gelar Doktor Ilmu Pendidikan dari UNM pada tahun 2018.
Nurlina pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika FKIP selama dua periode, yaitu 2014-2018 dan 2018-2022. Selama masa kepemimpinannya, ia fokus pada pengembangan kurikulum dan inovasi pembelajaran.
Nurlina juga aktif dalam berbagai organisasi profesi, seperti Physical Society of Indonesia (PSI) Cabang Makassar dan telah menghasilkan beragam karya ilmiah serta buku ajar. Beberapa karyanya mencakup Fisika Dasar Berorientasi Merdeka Belajar dan Asesmen Fisika Dasar Berbasis Digital, yang menjadi referensi penting dalam pendidikan fisika.
Sebagai Guru Besar di FKIP Unismuh Makassar, Nurlina bertekad untuk terus berkontribusi dalam Catur Dharma Perguruan Tinggi—mengajar, meneliti, mengabdi kepada masyarakat, dan pembinaan Al Islam Kemuhammadiyahan.
“Saya akan terus mengabdi di kampus tercinta dan berkontribusi bagi masyarakat melalui pengembangan ilmu pengetahuan,” ujar dia.
Nurlina mengutip pesan inspiratif dari BJ Habibie untuk para mahasiswa dan akademisi muda, “Jadilah orang yang konsisten. Itu adalah kunci keberhasilan yang sebenarnya,” pesan dia.
Dia berharap pesan ini mampu memotivasi generasi muda untuk tetap berkomitmen pada bidang yang mereka tekuni.
Nurlina menorehkan sejarah baru di Unismuh dengan meraih gelar guru besar di usia relatif muda.
Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya, tetapi juga bagi Unismuh Makassar dan komunitas akademik di Sulawesi Selatan.
“Harapan saya, semoga capaian ini menjadi inspirasi bagi seluruh sivitas akademika dan masyarakat,” ujar dia.
Baca juga: Kisah Nuryanti Mustari Jadi Guru Besar Unismuh Makassar Hanya dalam 2 Tahun |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News