Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Aty Widyawaruyanti. DOK Unair
Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Aty Widyawaruyanti. DOK Unair

Kembangkan Obat Malaria dari Tanaman Herbal, Aty Dikukuhkan Sebagai Guru Besar di Unair

Renatha Swasty • 09 Juni 2022 12:06
Jakarta: Universitas Airlangga (Unair) mengukuhkan Aty Widyawaruyanti menjadi guru besar bidang ilmu farmakognosi dan fitokimia. Aty menyampaikan orasi ilmiah berjudul Pengembangan Obat Malaria Berbasis Bahan Alam dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Bebas Malaria di 2030. 
 
Guru besar yang menaruh perhatian pada eksplorasi bahan obat alam itu menyebut penyakit Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan yang belum terselesaikan di Indonesia. Problem utama pada penanggulangan penyakit ini adalah resistensi plasmodium terhadap obat malaria yang ada saat ini. 
 
"Untuk itu, penelitian terhadap penemuan obat malaria baru sangat diperlukan, termasuk anti malaria yang berasal dari obat tradisional berbasis tanaman,” ujar Aty dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 9 Juni 2022. 

Aty menuturkan beberapa daerah di Indonesia umumnya telah turun temurun menggunakan ramuan tanaman tradisional sebagai obat malaria. Namun, cara pembuatan, dosis, dan lama pemakaian tidak memiliki standarisasi, sehingga khasiatnya tidak konsisten.
 
“Perlu dilakukan penelitian dan pengembangan obat malaria dari bahan alam sebagai Fitofarmaka agar obat tradisional yang selama ini telah digunakan masyarakat dapat dibuktikan khasiat dan keamanannya secara ilmiah serta bermutu baik,” kata Aty. 
 
Dia menyebut diperlukan penelitian terhadap standardisasi, studi formulasi, pembuktian khasiat produk, dan pengkajian keamanan produk obat malaria. Berdasarkan riset melalui tahap-tahap tersebut, Aty mengembangkan prototipe produk obat malaria berupa tablet fraksi etil asetat sambiloto dan kapsul ekstrak etanol kulit batang cempedak yang sudah terstandar, aman, dan terbukti khasiatnya, baik pra-klinik maupun klinik.
 
Peneliti yang masuk dalam jajaran Top 100 Medical and Health Sciences Scientist berdasarkan Alper-Doger (AD) Scientific Index itu meyakini potensi besar obat malaria yang berasal dari obat tradisional dan tanaman Indonesia. Hal itu untuk mewujudkan Indonesia Bebas Malaria 2030.
 
“Selain membutuhkan kebijakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) terkait penggunaan obat malaria berbasis bahan alam, juga diperlukan implementasi kolaborasi antara akademisi, bisnis dan pemerintahan, untuk menghasilkan obat malaria berbasis bahan alam demi menyukseskan target Indonesia Bebas Malaria 2030,” tutur dia. 
 
Baca: Guru Besar Unpad Ungkap Prospek Obat Herbal di Indonesia
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan