SMA Pradita Dirgantara telah menerapkan sistem green school dan pembelajaran kontekstual terintegrasi sejak awal berdiri pada 2018 dan ditandai dengan penanaman pohon oleh Presiden ketiga Indonesia, B.J Habibie. Integrasi pembelajaran kontekstual tampak dalam beberapa mata pelajaran. Misalnya, integrasi pembelajaran pada biologi, kimia, dan kewirausahaan. Siswa dapat belajar tentang pemanfaatan jamur (biologi), kandungan gizi/uji coba pangan (kimia), dan pemasaran produk kedelai.
"Bank kedelai ini terus berlanjut sampai akhirnya siswa kembali ke sekolah dengan membawa benih kedelai yang selanjutnya akan ditanam di sekolah. Selain itu, kedelai juga bisa diolah menjadi berbagai olahan makanan dan bisa didistribusikan secara komersial," tutur Denny.
Salah satu siswa SMA Pradita Dirgantara, Nimas Putri Larasati, menyatakan, program bank kedelai ini melatih dirinya untuk memahami cara menanam yang benar karena ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Selain itu, program ini membuat Nimas lebih mengenal alam karena sebelumnya ia mengaku lebih nyaman dengan urusan teknologi.
"Jadi, ini program yang bagus untuk masa depan kita," ungkap Nimas
SMA Pradita Dirgantara meyakini program bank kedelai akan membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan di bidang agrikultur atau agroteknologi. Dengan begitu, sektor pertanian Indonesia dapat bersaing secara global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News