Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Tatang Muttaqin. Medcom.id/Bramcov Stivens Situmeang
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Tatang Muttaqin. Medcom.id/Bramcov Stivens Situmeang

Pemerintah Targetkan Tuntaskan Buta Aksara dalam 5 Tahun

Renatha Swasty • 26 September 2025 15:16
Jakarta: Pemerintah menargetkan mengentaskan buta aksara dalam waktu lima tahun mendatang melalui berbagai program kolaboratif. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Tatang Muttaqin, dalam acara puncak peringatan Hari Aksara Internasional ke-59 Tahun 2025.
 
“Dalam mendukung upaya tersebut kami juga terus meningkatkan berbagai kolaborasi sehingga harapannya tadi yang disampaikan oleh pemandu acara target dari 0,9 persen itu bisa selanjutnya dalam 5 tahun terus ditekan dan kita melakukan dukungan dengan bantuan operasional pendidikan keaksaraan, BOP keaksaraan,” kata Tatang di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Jumat, 26 September 2025. 
 
Menurutnya, meskipun angka buta aksara Indonesia telah turun signifikan dari 1,9 persen menjadi 0,92 persen, namun dari sisi absolut dengan jumlah populasi Indonesia yang besar, angka tersebut masih tinggi. Sehingga, dia mengatakan memerlukan penanganan serius.

“Ini merupakan bagian yang tentu tidak mudah untuk kita betul-betul entaskan,” tegas Tatang. 
 
Baca juga: Penuntasan Buta Aksara Butuh Kerja Bersama 

Tatang menuturkan dalam mendukung target penurunan angka buta aksara, pemerintah menyalurkan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Keaksaraan kepada 35.000 penerima pada tahun 2025. Setiap peserta mendapatkan bantuan sebesar Rp600.000 yang tidak hanya untuk keaksaraan dasar, tetapi juga untuk penguatan keterampilan hidup melalui keaksaraan usaha mandiri.
 
Selain itu, pemerintah juga menyelenggarakan program pendidikan pemberdayaan remaja dan perempuan dewasa sebagai bagian penting dari upaya pemberdayaan masyarakat. Di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), perempuan diberikan akses pada program kecakapan hidup. Sedangkan, di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), remaja dan perempuan dewasa mendapatkan program pendidikan pemberdayaan untuk meningkatkan kemandirian.
 
“Selain, pemberian BOP dan juga program pemberdayaan, kita juga melakukan program revitalisasi satuan pendidikan non formal. Program ini awalnya hanya diperuntukkan untuk 59 satuan pendidikan non formal, namun kami berhasil mengembangkannya hingga dua kali lipat lebih menjadi 120 satuan pendidikan non formal dan yang direvitalisasi,” ungkap Tatang. (Bramcov Stivens Situmeang)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan