Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Kemendikbudristek, Jumeri mengatakan, dampak yang ditimbulkan dari semua perubahan ini juga sangat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Khususnya mereka yang masih berada di jenjang PAUD.
Berdasarkan survei lintas jenjang yang dilakukan Kementerian, per September 2021, 61 persen satuan PAUD masih melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan baru 39 persen satuan PAUD yang sudah dapat melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).
Jumeri mengatakan, seluruh anggota ekosistem PAUD perlu turut mengawal transisi moda bermain-belajar yang sebelumnya sepenuhnya dalam bentuk (PJJ) melalui Belajar Dari Rumah (BDR), berangsur-angsur menjadi PTMT, agar dapat berjalan dengan lancar. “Kita semua perlu terus menjaga kesinambungan dari kedua pendekatan ini, baik di sekolah maupun di rumah,” lanjutnya.
Karenanya, satuan PAUD dalam penyelenggaraannya selalu didorong untuk bermitra dengan orang tua dan masyarakat. “Kemitraan yang sistemik dan berkelanjutan antar pihak dalam ekosistem PAUD, bahkan utamanya dimulai di tataran unit terkecil dan dengan penerima manfaat langsung, yaitu antara orang tua atau keluarga dan guru atau satuan PAUD. Ini adalah ciri khas yang sangat unik di dunia PAUD, dan dapat disebut sebagai rajutan pertama,” imbuh Jumeri.
Jumeri juga menegaskan, “Lebih jauh, PAUD perlu bekerja sama dengan pemerintah pusat, daerah, Bunda PAUD dan kelompok kerjanya, organisasi mitra, sektor swasta, dan anggota ekosistem lain - untuk memastikan terwujudnya PAUD berkualitas,” terangnya.
Pentingnya kemitraan dan kesepakatan untuk bergerak bersama bagi pemulihan pembelajaran dan menuju PAUD Berkualitas kata Jumeri merupakan perwujudan dari skema kemitraan yang sistemik. Praktik baik yang dilakukan oleh berbagai mitra kerja PAUD akan dipresentasikan, didiskusikan, dan dipertukarkan.
“Berbagai praktik baik dari seluruh nusantara yang diangkat hari ini diharapkan dapat membuka wawasan baru, dapat meningkatkan kapasitas, dan dapat menjadi bekal tambahan bagi kelompok kerja Bunda PAUD dan pemerintah daerah untuk merancang upaya dan mempercepat pemulihan PAUD berkualitas,” ucap Jumeri
Direktur PAUD Kemendibudristek, Muhammad Hasbi menambahkan, beberapa intervensi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek di masa pandemi adalah relaksasi BOP sehingga satuan PAUD dengan peserta didik di bawah 9 akan tetap menerima BOP untuk sejumlah 9 anak. Kebijakan ini memberikan daya dukung bagi satuan PAUD untuk tetap beroperasi, dan berinovasi agar peserta didik tetap mendapatkan layanan.
Hasbi mengatakan, Kemendikbudristek juga memberikan bantuan perlengkapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke 4.432 satuan PAUD, untuk mendukung kesiapan fasilitas cuci tangan, air bersih dan sabun, dalam rangka mendukung pembelajaran tatap muka di masa Adaptasi Kebiasaan Baru.
"Berbagai intervensi ini berhasil mempertahankan Angka Partisipasi Kasar untuk PAUD (41,08 di 2019-2020 menjadi 40,17 di 2020-2021) dan jumlah satuan PAUD agar tetap beroperasi (205.472 di 2019-2020 menjadi 204.230 di 2020-2021)," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News