Pasar Benhil lokasi favorit berburu takjil saat Ramadan. Foto: Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto
Pasar Benhil lokasi favorit berburu takjil saat Ramadan. Foto: Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto

Fenomena War Takjil, Pakar IPB Bagikan Tips Agar Jualan UMKM Laku

Renatha Swasty • 06 Maret 2025 13:10
Jakarta: Menjelang berbuka puasa, banyak penjual makanan dan minuman menjajakan berbagai jenis takjil. Hal ini memunculkan fenomena war takjil di kalangan masyarakat, yang tak cuma oleh umat muslim, tapi juga umat beragama lain yang tidak berpuasa.
 
Dosen IPB University, Tjahja Muhandri, menyebut war takjil merupakan fenomena unik. Masyarakat berebut membeli makanan atau minuman yang awalnya ditujukan untuk pembeli yang ingin buka puasa.
 
"Tapi kemudian, baik yang puasa maupun yang tidak, ikut berebut beli. Ketika konsumen sampai berebut beli, ini menunjukkan ada tarikan pasar yang kuat, ketika kebutuhan muncul,” kata Tjahja, Kamis, 6 Maret 2025.

Ia mengatakan fenomena war takjil juga memunculkan makanan atau minuman langka. Dia mengungkap akan banyak makanan atau minuman yang pada hari biasa tidak ada, menjadi muncul di Ramadan.
 
"Tersaji menarik, harganya murah. Maka rebutan akan makanan/minuman takjil itu bisa jadi adalah rebutan ‘kenangan’,” kata orang yang sehari-hari aktif membina para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) itu.
 
Baca juga: Lapar Mata Saat Buka Puasa, Awas Jadi Overbuying

Tjahja menyebut fenomena ini juga memberikan dampak positif bagi UMKM karena produk mereka bisa laku dengan mudah, hampir tidak ada yang tersisa. Hanya saja, ia berpesan pada UMKM mesti kreatif dan mau mengikuti tren.
 
“Asalkan UMKM mau ikut tren produk. Tidak monoton dengan produk yang kurang disukai konsumen,” ucap dia.
 
Fenomena war takjil juga akan mempermudah konsumen mencari varian menu berbuka. Masyarakat memiliki banyak opsi menu hidangan yang akan menemani keluarga saat berbuka.
 
Dia juga membagikan tips bagi UMKM agar produknya disukai konsumen, salah satunya aspek kebersihan. UMKM perlu membuat kesan produk, wadah, penyajian bahkan yang jualannya bersih. Tjahja mengatakan konsumen akan senang dengan hal ini.
 
“Gunakan perlengkapan standar, minimal masker dan sarung tangan yang bersih ketika melayani konsumen. Ikuti tren, tidak masalah meniru produk yang sedang viral. Yang terpenting, tuliskan harga jual yang jelas agar konsumen tidak merasa akan digetok harga,” pesan dia.
 
Tjahja juga menyoroti aspek pengawasan terhadap keamanan pangan saat war takjil. “Semua bisa jualan, bebas bikin produk, dan gelar lapak. Jadi aspek ini rentan untuk menimbulkan keracunan atau penyakit. Jadi, aspek kebersihan sangat penting untuk diperhatikan," tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan