Mendiktisaintek Brian Yuliarto. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Mendiktisaintek Brian Yuliarto. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Marak Dokter Lakukan Pelecehan, Mendiktisaintek: Cerdas Saja Tidak Cukup

Ilham Pratama Putra • 21 April 2025 21:06
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerima 620 laporan kasus perundungan (bullying) hingga pelecehan seksual oleh mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menekankan syarat menjadi dokter bukan hanya kecerdasan.
 
"Marilah kita lahirkan dokter-dokter yang tidak hanya cerdas tidak hanya memiliki kualifikasi yang baik, tetapi juga berintegritas dan bermartabat serta menunjung nilai-nilai kemanusiaan," kata Brian secara daring di Kantor Kemenkes, Senin, 21 April 2025.
 
Menurutnya, temuan kasus kekerasan hingga pelecehan seksual di lingkup pendidikan kedokteran harus jadi bahan evaluasi. Hal itu agar profesi dokter tak tercoreng.

"Ini juga tentu sebagai alarm atas perlunya evaluasi dalam sistem pendidikam profesi kedokteran kita," ujar Brian.
 
Ia menyebut kasus yang ada tidak boleh dipandang sebagai peristiwa individual semata. Persoalan ini harus mendapat perhatian dan dilihat secara sistemik.
 
Kasus kekerasan dan pelecehan seksual di institusi kesehatan marak terjadi. Dari dua kasus terakhir, pelaku merupakan mahasiswa dan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad).
 

Kasus pertama, pemerkosaan terhadap keluarga pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung. Pelaku merupakan dokter residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Priguna Anugrah Pratama (PAP).
 
PAP sudah ditahan Polda Jawa Barat. Terbaru, dokter kandungan, Muhammad Syafril Firdaus yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya.
 
Dalam video yang viral, Syafril tampak meraba dada pasiennya ketika melakukan pemeriksaan USG. Dari identitas yang tersebar, Syahril merupakan alumni dari Fakultas Kedokteran Unpad.
 
Brian mengapresiasi langkah cepat Universitas Padjadjaran yang kurang dari 24 jam sejak kejadian,  mahasiswa PPDS langsung dinonaktifkan dari seluruh kegiatan akademik dan klinik. Investigasi internal juga dilakukan dan pelaku sudah mengakui perbuatannya.
 
"Selain itu kami juga mendapatkan laporan bahwa Unpad telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan PPDS termasuk seleksi masuk proses pelajaran dan pendampingan," jelas dia.
 
Brian berharap langkah yang sudah dilakukan mampu mengantar program pendidikan kedokteran bisa menjadi lenih baik. Termasuk juga pendidikan pada bidang lainnya.
 
"Marilah kita menuju program pendidikan yang lebih bermartabat sehingga hasil pendidikan dalam bentuk dokter spesialis khususnya itu juga akan jauh lebih baik," tutur dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan