Seminar nasional bertajuk “Menenun Cerita Tenun Tidore”. DOK UI
Seminar nasional bertajuk “Menenun Cerita Tenun Tidore”. DOK UI

Sempat Hilang Satu Abad, Motif Tenun Khas Tidore Kembali Diperkenalkan

Renatha Swasty • 20 September 2024 11:38
Jakarta: Komunitas Bakul Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) dan Makara Art Center (MAC) kembali mengenalkan motif tenun khas Tidore yang sempat hilang satu abad lamanya. Kegiatan ini sejalan dengan misi yang diperjuangkan Komunitas Bakul Budaya, yakni melestarikan budaya, merawat bumi, dan merajut kebhinekaan.
 
“Kami berharap masyarakat lebih mengenal tradisi tenun dari Indonesia bagian timur, karena melalui Wastra Nusantara, kita dapat memperkuat jati diri bangsa. Oleh sebab itu, mari kita memasyarakatkan Tenun Tidore agar lebih dikenal secara luas,” ujar Ketua Umum Komunitas Bakul Budaya, Dewi Fajar Marhaeni, dalam seminar nasional bertajuk “Menenun Cerita Tenun Tidore” dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Jumat, 20 September 2024.
 
Tradisi menenun mewariskan kesabaran dan keuletan bagi bangsa Indonesia. Kepala MAC UI, Ngatawi Al-zastrouw, menyebut setiap tenun memiliki kisahnya masing-masing, termasuk tenun khas Tidore.

Pendiri Puta Dino Kayangan, Anita Gathmir, menceritakan kisahnya menghidupkan kembali tradisi menenun di kalangan masyarakat Tidore. Upaya pelestarian dilakukan setelah ia menyadari budaya di Tidore makin terkikis.
 
“Suatu hari, saya menyaksikan prosesi adat di Tidore yang justru kental dengan nuansa budaya Jawa. Dari situ, saya tergerak untuk menelusuri kembali tradisi wastra yang berkembang di Tidore, karena sangat mustahil kesultanan yang mengepalai Uli Siwa tidak memiliki motif tenun khasnya,” ujar Anita.
 
Penelusuran menemukan titik terang saat seorang nenek membawa kain tenun lusuh. Kain tersebut merupakan peninggalan dari ibu sang nenek.
 
Dengan segala keterbatasan yang ada, Anita merekonstruksi motif tenun asli Tidore tersebut dengan dibantu keluarga Sultan Tidore. Pada 2020, Anita bersama beberapa anak didiknya berhasil mereka ulang Tenun Tidore menggunakan metode sukit.
 
“Kekhasan lain dari Tenun Tidore adalah bahan dasarnya yang berasal dari buah nanas dan pisang dengan pewarna mengandalkan cengkih dan pala yang memang banyak di sana. Produk ini kami hasilkan bukan untuk bisnis semata, tetapi juga pelestarian budaya,” kata Anita.
 
Anita juga mempromosikan Tenun Tidore hingga ke tingkat internasional. Ia memperkenalkan tenun jenis ini ke Amerika Serikat, Jepang, dan Maroko.
 
Dia berharap ada kesadaran kolektif yang tumbuh di kalangan masyarakat Indonesia untuk menghargai warisan budaya, khususnya tradisi tenun di Nusantara.
 
Seminar ini sekaligus untuk memperingati Hari Tenun Nasional yang dirayakan setiap 7 September. Sekaligus, bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Ke-2 Komunitas Bakul Budaya yang telah berkiprah melestarikan budaya Indonesia sejak 3 September 2022.
 
Kegiatan diikuti 500 peserta yang juga menampilkan Tari Makjang dari Tidore. Tarian ini mengandung nilai suka cita dan semangat juang rakyat yang tidak pernah padam. Tarian lain, seperti Tari Piring, Tari Dinggu, dan Tari Tepak Selaras turut memeriahkan acara.
 
Baca juga: Perajin Muda Lestarikan Tenun Khas Aceh Lewat Pelatihan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan