Jakarta: Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah) menggelar Pelatihan Kreasi Tenun. Para generasi muda di Aceh bersemangat mengikuti pelatihan itu untuk melestarikan tenun sebagai warisan budaya masyarakat.
“Hari ini saya mengikuti kegiatan pelatihan tenun. Sudah hari kedua, hari ini. Saya merasa dengan adanya pelatihan ini, sangat baik untuk generasi muda untuk meneruskan (budaya) tenun,” kata salah seorang peserta, Sely Aprilia, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024.
Sely merupakan salah seorang perajin tenun asal Kabupaten Bener Meriah. Sely menempuh perjalanan berjam-jam ke lokasi kegiatan di Rumah Tenun AMANAH x Kutaraja, Kota Banda Aceh, demi mengikuti pelatihan.
Pelatihan Kreasi Tenun Aceh dijadwalkan berlangsung pada 26-28 Agustus 2024. Sely berharap kegiatan tersebut bisa menjadi regenerasi perajin untuk melestarikan kerajinan tenun khas Aceh ke depannya.
“Karena, sekarang sudah jarang ada yang bisa tenun. Jadi, dengan adanya pelatihan ini, saya merasa sangat baik (manfaatnya) untuk daerah kita. Untuk memperkenalkan tenun khas Aceh (kepada generasi muda),” ujar dia.
Pelatihan diikuti para perajin tenun dari berbagai daerah di Provinsi Aceh, terutama perajin berusia muda. Mereka umumnya membuat kain tenun menggunakan alat manual model lama yang disebut alat tenun kaki tangan.
Dalam pelatihan kali ini, mentor mengenalkan alat tenun manual yang lebih canggih bernama Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Penggunaan alat tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perajin dan kualitas kain buatannya.
“Kalau (alat) tenunnya, kita masih pakai alat yang lebih berat, belum seperti di sini. Kalau di sini, alatnya lebih ringkas, lebih ringan. Untuk (cara menggunakan) alatnya, lebih mudah di sini,” ujar Sely.
Menurut dia, kerajinan tenun khas Aceh tidak mengalami perkembangan yang signifikan karena kurangnya inovasi. Oleh karena itu, Pelatihan Kreasi Tenun Aceh menjadi momentum untuk berkreasi dan berinovasi bagi para perajin muda.
Sesuai tema kegiatan, “Merajut Cerita dalam Motif”, para peserta menggambarkan cerita budaya masyarakat setempat dalam desain motif tenun yang indah. Pada kesempatan itu, Sely memilih untuk membuat motif bungong seulanga sebagai bahan pembelajaran.
“(Di Bener Meriah) ada motif gayo, kita punya motif kerawang gayo, jadi, kita aplikasikan ke tenun. Kalau di sini, kita membuat motif bungong seulanga untuk belajar. Itu motif bunga seulanga khas Aceh,” jelasnya.
Tidak hanya mengadakan pelatihan, Amanah sebelumnya telah membangun tempat produksi tenun bekerja sama dengan komunitas perajin tenun Kutaraja. Program unggulan Presiden Joko Widodo itu juga memberikan bantuan berupa peralatan dan bahan baku tenun kepada para perajin.
Jakarta: Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah) menggelar Pelatihan
Kreasi Tenun. Para generasi muda di Aceh bersemangat mengikuti pelatihan itu untuk melestarikan tenun sebagai warisan budaya masyarakat.
“Hari ini saya mengikuti kegiatan pelatihan tenun. Sudah hari kedua, hari ini. Saya merasa dengan adanya pelatihan ini, sangat baik untuk generasi muda untuk meneruskan (budaya) tenun,” kata salah seorang peserta, Sely Aprilia, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024.
Sely merupakan salah seorang perajin tenun asal Kabupaten Bener Meriah. Sely menempuh perjalanan berjam-jam ke lokasi kegiatan di Rumah Tenun AMANAH x Kutaraja, Kota Banda Aceh, demi mengikuti pelatihan.
Pelatihan Kreasi Tenun Aceh dijadwalkan berlangsung pada 26-28 Agustus 2024. Sely berharap kegiatan tersebut bisa menjadi regenerasi perajin untuk melestarikan kerajinan tenun khas Aceh ke depannya.
“Karena, sekarang sudah jarang ada yang bisa tenun. Jadi, dengan adanya pelatihan ini, saya merasa sangat baik (manfaatnya) untuk daerah kita. Untuk memperkenalkan tenun khas Aceh (kepada generasi muda),” ujar dia.
Pelatihan diikuti para perajin tenun dari berbagai daerah di Provinsi Aceh, terutama perajin berusia muda. Mereka umumnya membuat kain tenun menggunakan alat manual model lama yang disebut alat tenun kaki tangan.
Dalam pelatihan kali ini, mentor mengenalkan alat tenun manual yang lebih canggih bernama Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Penggunaan alat tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perajin dan kualitas kain buatannya.
“Kalau (alat) tenunnya, kita masih pakai alat yang lebih berat, belum seperti di sini. Kalau di sini, alatnya lebih ringkas, lebih ringan. Untuk (cara menggunakan) alatnya, lebih mudah di sini,” ujar Sely.
Menurut dia, kerajinan tenun khas Aceh tidak mengalami perkembangan yang signifikan karena kurangnya inovasi. Oleh karena itu, Pelatihan Kreasi Tenun Aceh menjadi momentum untuk berkreasi dan berinovasi bagi para perajin muda.
Sesuai tema kegiatan, “Merajut Cerita dalam Motif”, para peserta menggambarkan cerita budaya masyarakat setempat dalam desain motif tenun yang indah. Pada kesempatan itu, Sely memilih untuk membuat motif
bungong seulanga sebagai bahan pembelajaran.
“(Di Bener Meriah) ada motif gayo, kita punya motif kerawang gayo, jadi, kita aplikasikan ke tenun. Kalau di sini, kita membuat motif bungong seulanga untuk belajar. Itu motif bunga seulanga khas Aceh,” jelasnya.
Tidak hanya mengadakan pelatihan, Amanah sebelumnya telah membangun tempat produksi tenun bekerja sama dengan komunitas perajin tenun Kutaraja. Program unggulan Presiden Joko Widodo itu juga memberikan bantuan berupa peralatan dan bahan baku tenun kepada para perajin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)