Rektor UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Mahmud, mengaku bangga memiliki jurnal terindeks Scopus. Sebab, banyak manfaat yang didapat.
Dosen yang mau menjadi guru besar akan terbantu. Reputasi akademik perguruan tinggi terdongkrak. Hasil-hasil riset dibaca banyak orang di dunia.
“Pokoknya, banyak hal yang didapat dari indeks Scopus itu,” ungkap Mahmud.
Mahud menyebut capaian indexing Scopus bukan sekadar alat ukur reputasi jurnal, tapi alat ukur kinerja lembaga secara umum. Scopus memberikan potret di sebuah kampus ada semangat.
"Ada kebersamaan. Ada manajemen. Ada keinginan. Ada perencanaan. Dan, ada juga fulus yang dialokasikan,” ujar Mahmud.
Mahmud mengapresiasi kerja keras dan kinerja Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung, Aan Hasanah, beserta jajarannya. Koordinator Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, menyatakan upaya program pendampingan jurnal internasional bereputasi dan afirmasi pembiayaan bantuan penelitian melalui BOPTN Penelitian baik melalui Diktis maupun satker PTKIN kian membuahkan hasil.
“Dengan capaian publikasi di tingkat global, ini menunjukkan produktivitas dosen PTKI melalui riset dan karya-karya akademiknya demikian tinggi. Dan, subtansi dari perguruan tinggi ditandai di antaranya dengan riset dan publikasi ilmiah yang berkualitas,” ungkap Suwendi.