Aktivis lingkungan yang juga alumni Unair Prigi Arisandi. DOK Unair
Aktivis lingkungan yang juga alumni Unair Prigi Arisandi. DOK Unair

Jalan di Lahan Sunyi, Alumnus Unair Prigi Arisandi Selamatkan Lingkungan dengan ECOTON

Renatha Swasty • 09 Januari 2025 14:52
Jakarta: Kepedulian Prigi Arisandi terhadap lingkungan membuat dia mendirikan Ecological Observation and Wetland Conservations (ECOTON). Yayasan ini berawal dari kelompok studi di jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) yang prihatin terhadap kerusakan lingkungan di Surabaya. 
 
Kerusakan tersebut mencakup kerusakan mangrove dan alih fungsi lahan pesisir menjadi mal serta permukiman. Prigi mengatakan kerusakan tersebut dapat mengancam keanekaragaman hayati dan memperparah pencemaran lingkungan.
 
“Saya melihat industri melakukan ketidakadilan yang didukung oleh pemerintah. Pemerintah, yang seharusnya melindungi kelestarian lingkungan dan kualitas air sungai, justru tidak menjalankan fungsinya dan membiarkan perusakan terus terjadi,” ujar Prigi dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 9 Januari 2025. 

Prigi mengungkapkan semuanya bermula dari peristiwa kematian ikan massal di Kota Surabaya pada tahun 1999. Kejadian tersebut menimbulkan kesedihan mendalam baginya. Ia lalu menelusuri sumber masalah yang ternyata berasal dari pembuangan limbah-limbah pabrik kertas. 
 
“Air limbah yang mengalir ke sungai ini hanya terlihat pada malam hari karena pada siang hari air limbah terolah dan tidak menimbulkan perubahan warna. Warna sungai yang berubah tersebut otomatis mengganggu biota air seperti ikan, serangga dan kerang air tawar (kijing, red),” papar dia. 
 
Besar dan tumbuh di Surabaya dengan sering bermain di sungai membuatnya memiliki harapan besar agar sungai-sungai tersebut tetap lestari hingga ke generasi mendatang. Namun, pencemaran yang terjadi membuatnya khawatir hal itu akan membawa kematian bagi sungai-sungai di Kota Surabaya. 
 
Baca juga: Kisah Alumnus Unair, Gagal Jadi Dokter Kini Jabat Dirut Bank Jatim  

“Dengan semangat itulah, saya memanfaatkan ilmu biologi yang saya miliki untuk mulai fokus berjuang menyelamatkan sungai-sungai di Kota Surabaya dari ancaman kematian,” tutur alumni FST Unair itu. 
 
Prigi bersyukur Unair turut berkontribusi dalam mendukung pendirian Yayasan ECOTON. Konsultasi dan diskusi dengan dosen-dosen FST Unair membantunya memahami berbagai kasus pencemaran secara ilmiah. 
 
Selain itu, Inspirasi dan semangat tambahan juga ia dapatkan dari beberapa dosen yang membimbingnya selama proses tersebut. “Kekuatan riset di FST yang terdapat laboratorium lingkungan dan kualitas air juga turut mendukung saya dalam pengumpulan data-data untuk keperluan advokasi,” ujar dia. 
 
Prigi berpesan kepada mahasiswa Unair yang ingin berkontribusi di bidang pelestarian lingkungan untuk memiliki niat kuat sebagai fondasi utama dan keberanian dalam mengambil risiko. Ia menekankan betapa pentingnya untuk selalu memiliki rasa keberpihakkan kuat pada lingkungan dan ekosistem.
 
Sebagai saintis, kata dia, saat ini banyak peluang untuk bergabung dengan perusahaan multinasional atau perusahaan ekstraktif yang selama ini berfokus pada eksploitatif mengejar pertumbuhan. Namun, ada juga peluang besar bagi saintis untuk mengabdikan hidup menyelamatkan lingkungan, menjaga kelestarian sungai dan hutan dan berpihak pada masyarakat korban pembangunan dari aktivitas industrialisasi. 
 
"Pilihan inilah yang sering orang sebut ‘layaknya berjalan di lahan sunyi’ karena hanya sedikit yang berminat,” tutur dia. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan