Kepala SMA Negeri 2 Madiun Pramujo Budiarto mengungkapkan, pihaknya telah siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Dari 955 siswa yang ada di SMA tersebut, hanya 507 orang yang mendapatkan izin orang tua. Sisanya, sebanyak 48 persen memilih pembelajaran jarak jauh atau daring.
"Sistemnya, siswa masuk dengan skema ganjil genap sesuai absen. Sehari masuk sekolah, sehari belajar di rumah. Sehingga, per hari hanya 25 persen dari total siswa saja yang masuk. Lama belajar di sekolah hanya 3,5 jam tanpa istirahat," kata Pramujo.
Ia memastikan, sarana prasarana seperti tempat cuci tangan, cairan pembersih tangan, alat pengukur suhu badan digital, dan tisu juga sudah siap di masing-masing kelas. Para siswa juga wajib mengenakan masker selama di lingkungan sekolah. Serta, tidak boleh melakukan kontak fisik dengan guru maupun teman.
Sekolah setempat juga menyediakan ruang isolasi. Tujuannya, sebagai ruang transit sementara bagi guru maupun siswa yang suhu tubuhnya di atas 37 derajat Celcius.
"Kalau ada yang suhunya di atas 37 derajat Celcius, akan segera kami bawa menggunakan mobil sekolah ke puskesmas rujukan untuk menjalani rapid test dan tidak diperkenankan masuk sekolah untuk sementara waktu," ujar Pramujo.
Salah satu siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Madiun, Farid Darwisy Prayitna mengaku senang bisa kembali ke sekolah setelah tiga bulan lebih belajar di rumah. "Sudah bosan di rumah dan sulit memahami materi dengan pembelajaran daring," ungkap Farid.
Farid menyatakan kedua orang tuanya telah setuju ia ikut pembelajaran tatap muka. Maka dari itu, kesempatan masuk sekolah kembali itu akan ia dimanfaatkan untuk menyerap pelajaran secara maksimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News