Padahal, pertanyaan cukup sederhana. Misalnya, siswa ditanyakan nama ibu kota provinsi di Indonesia atau hitungan matematika sederhana.
"Saat kita melihat konten itu, padahal pertanyaannya dasar sekali, kita tidak bisa menyalahkan peserta didik," kata guru sekaligus konten kreator pendidikan, Ulfa Desty, dalam program Fokus Medcom (Fomo) pada siaran langsung TikTok @medcom_id, Senin, 25 November 2024.
Menurutnya, dalam hal ini, guru mesti introspeksi. Apakah guru sudah memberikan kebutuhan dasar peserta didik atau belum.
"Apakah cara kita menyampaikan pembelajaran itu sudah tepat, apakah kita memastikan siswa bisa menyerap materi? Itu harus diperhatikan," tegas dia.
Baca juga: Viral Siswa SMA Tidak Bisa Jawab Soal Pembagian Dasar, Ini Kata Wamendikdasmen |
Ulfa mengaku sebagai guru tentu ada rasa sedih melihat banyak konten siswa gagal menjawab pertanyaan sederhana. Namun, terpentig tetaplah saling introspeksi.
Guru yang juga konten kreator, Rachmat atau Kakang Guru, mengatakan guru mesti lebih jeli lagi melihat bakat dan minat siswa. Termasuk, melihat kemampuan siswa menerima pelajaran.
"Kita harus lihat dia lebih baik di kinestetik atau visual atau seperti apa. Kita harus bisa eksplorasi mencari cara yang tepat untuk bisa mengajar anak itu," tutur dia.
Kakang Guru menilai saat ini guru tak boleh terjebak zona nyaman dengan cara mengajar. Guru juga harus dapat melakukan improvisasi cara mengajar.
"Sudah tidak bisa lagi kita nyaman terus-terusan meminta anak kerjakan soal dari halaman 1 sampai 10. Sekarang kondisi peserta didik kita sudah jauh berbeda," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News