Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Kurangi Angka Putus Sekolah, Jateng Buka Sekolah Virtual

Antara • 13 Oktober 2020 15:35
Semarang: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka sekolah virtual untuk mengurangi angka anak putus sekolah. Khususnya, yang berasal dari keluarga tidak mampu.
 
"Sekolah virtual dibuka di dua tempat, yakni di SMA Negeri 3 Kabupaten Brebes dan SMA Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali, masing-masing diikuti 36 anak," kata Ganjar di Semarang, Selasa, 13 Oktober 2020.
 
Ganjar menjelaskan, ide awal pembuatan sekolah virtual ini adalah untuk memberikan semua anak-anak kesempatan belajar. Sebab, banyak anak yang terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolah karena alasan biaya.

"Maka kami buat konsep sekolah virtual ini agar mereka yang tidak sekolah atau berhenti sekolah karena faktor ekonomi, tetap bisa sekolah dengan baik. Akan kami dampingi dan bantu mereka melanjutkan cita-citanya," ujarnya.
 
Baca: SD di Temanggung Simulasi Belajar Tatap Muka
 
Menurut dia, sekolah virtual di dua tempat itu diampu oleh sekolah negeri yang ada di daerah tersebut, yakni SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali. Proses belajar mengajar yang didapat diharapkan bisa tetap memenuhi standar pendidikan nasional.
 
"Sekolah virtual ini diampu oleh sekolah SMA/SMK negeri yang ada di sana. Harapannya, anak-anak ini bisa tetap belajar di rumah dengan sistem daring dan sekali-kali bisa tatap muka. Maka, mereka anak-anak yang punya cita-cita bagus, akan mendapatkan kesempatan," terangnya.
 
 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Padmaningrum menyebutkan, setidaknya ada 45 ribu anak di Jateng yang putus sekolah karena permasalahan biaya. Sekolah virtual ini diharapkan jadi solusi agar anak-anak miskin yang tidak sekolah, bisa tetap melanjutkan belajar. 
 
"Mereka yang ikut sekolah virtual ini semuanya gratis, kami berikan fasilitas berupa handphone dan juga beasiswa," ujar Padmaningrum.
 
Sementara ini, sekolah virtual baru dibuka di dua tempat. Namun, ke depan akan terus membuka sekolah virtual ini di daerah-daerah pelosok dan tergolong miskin.
 
Baca: Tanjung Pinang Uji Coba Belajar Tatap Muka
 
Ia menerangkan, sistem sekolah virtual sama dengan sekolah reguler dan yang menjadi siswa juga akan tercatat dalam data pokok pendidikan (Dapodik) siswa. Siswa juga akan mendapatkan kurikulum yang sama, serta saat lulus juga mendapatkan ijazah yang diakui.
 
"Semuanya sama, dia masuk Dapodik siswa di sekolah yang mengampu itu. Prosesnya sama, lulusan juga berhak mendapat ijazah. Hanya saja metodenya sedikit berbeda, mereka banyak sekolah di dunia maya, dan sesekali dilakukan tatap muka," tutur Padmaningrum.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan