Hal itu disampaikan Nasih dalam Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV FRI. Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri hadir.
"Kampus Merdeka ini agak masih kurang, karena terus terang kami dihantui banyak hal, karena menurut saya kemerdekaan kampus merupakan hal yang mutlak untuk bisa berkreasi dan berinovasi," ucap Nasih dikutip dari laman unesa.ac.id, Kamis, 18 Januari 2024.
Rektor Universitas Airlangga (Unair) itu mengungkapkan ada banyak pengalaman kampus yang hasil penjualan inovasinya dipelototi Kejaksaan, KPK, bahkan BPK. Selain itu, banyak perguruan tinggi swasta dikejar pajak dan sebagainya, padahal pendapatan kampus dan dosen tidak seberapa.
"Sekali lagi ini kekhawatiran kami yang mengurangi rasa merdeka kami untuk terus memberikan kemerdekaan belajar kepada mahasiswa," ucap Nasih di hadapan Presiden Jokowi dan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju.
Dia mengatakan dukungan pemerintah pusat-daerah kepada kampus menjadi bagian penting bagi FRI. Hal itu untuk melaksanakan amanah presiden menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia maju yang dipercepat dari 2045 menjadi 2034.
Menurutnya, jalan menuju Indonesia maju sangat terjal. Salah satu kuncinya insan Indonesia yang sehat, terdidik, terlatih yang semuanya terfokus pada dunia pendidikan. Dia mengatakan mewujudkan itu dibutuhkan komitmen kuat dan kebersamaan masif serta yang tidak kalah penting dibutuhkan kepemimpinan kuat dengan fokus dunia pendidikan dan peningkatan SDM Indonesia.
Sekolah dan perguruan tinggi harus terus diperkuat. Salah satunya lewat bantuan anggaran termasuk untuk beasiswa mahasiswa, riset, dan yang tidak kalah penting untuk memperkuat iklim yang mendukung kreativitas dan inovasi bagi lembaga pendidikan.
Sementara itu, Ketua FRI periode 2023-2024, Nurhasan, menyampaikan keseriusannya melanjutkan program pengurus FRI sebelumnya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Guru besar olahraga itu menginginkan FRI menjadi rumah besar yang menaungi seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Dia juga ingin menjadikan FRI sebagai lokomotif utama penyiapan SDM tangguh dan penguatan inovasi menuju bangsa yang berdaya saing.
Hasan menyebut dalam memperkuat peran FRI ke depan, dibutuhkan setidaknya 3K atau komitmen, kerja sama, dan kepedulian. Tiga hal itu menjadi poin utama dalam menjamin keberlangsungan, kemajuan, dan daya saing FRI.
"Ke depan kita berhadapan dengan dinamika global yang menantang. Karena itu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo kita perlu memperkuat sinergi lewat forum ini untuk menyiapkan SDM dan talenta unggul dalam mengarungi persaingan global yang makin tak menentu," ucap Rektor Universitas Negeri Suarabaya (Unesa) itu.
Dia berharap FRI ke depan bisa terus memperkuat kontribusinya dan selalu hadir memberikan solusi atas berbagai tantangan dan permasalahan dalam mewujudkan Indonesia maju 2045.
Baca juga: Ketua Forum Rektor Tekankan Pentingnya Peningkatan SDM Agar Target Pemerintah Tercapai |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News