“FRI juga merasa terhormat untuk bisa berkontribusi menyiapkan Indonesia maju yang dipercepat. Bukan 2045, tetapi tahun 2034,” kata Ketua FRI periode 2022/2023, Mohammad Nasih, dalam Konvensi kampus XVIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia (FRI) dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 16 Januari 2024.
Dia menyampaikan membangun Indonesia diperlukan sumber daya manusia (SDM) terdidik, sehat, dan terlatih. Hal tersebut merupakan fokus dari dunia pendidikan.
Rektor Universitas Airlangga (Unair) itu menyebut target-target pemerintah di berbagai aspek, seperti pertumbuhan ekonomi 7 persen dapat direalisasikan bila SDM yang dimiliki adalah SDM unggul.
“Biaya per mahasiswa di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara yang lain. Jika biaya per mahasiswa ini bisa ditingkatkan maka Angka Partisipasi Kasar (APK) kita yang tadinya 39 koma sekian dapat meningkat,” tutur dia.
Nasih mengatakan bila APK meningkat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di suatu negara juga dapat meningkat. Sehingga, iklim pendidikan perlu dibuat nyaman, bukan hanya bagi mahasiswa, melainkan tenaga pendidikan lainnya.
“Lembaga perguruan tinggi betapa sangat pentingnya dan punya peran sangat strategis bagi negara ini. Dan juga rektor punya peranan besar,” ungkap Presiden Joko Widodo
Menyiapkan Bonus Demografi
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa. Menurutnya, Indonesia masih kalah dari Tiongkok serta India perihal tersebarnya mahasiswa di luar negeri.
Dia juga menekankan pentingnya anak bangsa untuk dibekali pendidikan sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu, pengembangan SDM unggul perlu dilakukan dengan langkah konkret, khususnya untuk menghadapi bonus demografi di tahun mendatang.
Jokowi mengingatkan jangan sampai terlena dengan banyaknya sumber daya alam yang dimiliki. Lalu, menjual SDA tersebut tanpa memberikan nilai tambah.
“Sumber daya alam yang melimpah tidaklah cukup untuk menjadi negara maju. Yang paling penting yang pertama, kita butuh SDM berkualitas. Yang kedua, kita butuh IPTEK dan inovasi yang juga berkualitas,” tutur dia.
Baca juga: Penduduk Bergelar S2-S3 Masih Sedikit, Jokowi Bakal Tambah Anggaran Pendidikan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News