Prof. Dr. Mustain Mashud, M.Si., Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR. foto: Dok. Unair
Prof. Dr. Mustain Mashud, M.Si., Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR. foto: Dok. Unair

Menolak Vaksin Membahayakan Orang Lain, Ini Penjelasan Pakar Unair

Citra Larasati • 14 Januari 2021 22:28
Jakarta:  Pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 yang telah dimulai di Indonesia menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.  Respons masyarakat terbelah, ada yang mendukung vaksinasi, namun ada pula yang masih ragu, bahkan muncul gerakan antivaksin.
 
Pakar Sosiologi Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Musta’in Mashud memberikan tanggapannya terkait kondisi tersebut.  Menurut Musta’in, adanya informasi yang berbeda-beda dari para ahli dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait Covid-19 menjadi pemicu keraguan bahkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin covid-19.
 
Selain itu, banyaknya isu, rumor dan informasi yang secara liar beredar melalui media sosial juga menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 semakin rendah.

“Masyarakat yang sejak awal kurang paham, ragu dan tidak percaya, apabila terus menerus memperoleh informasi yang tidak terkonfirmasi kebenarannya, maka akan semakin menolak vaksin covid-19. Terlebih lagi belum ada Undang-undang yang mewajibkan penggunaan vaksin itu,” kata Musta'in, Kamis, 14 Januari 2021.
 
Lebih lanjut Musta’in mengatakan, bahwa pandemi covid-19 itu bukan hanya ancaman personal, tetapi mengancam kelompok, komunal, dan masyarakat. Sehingga, apabila terdapat salah satu dari sejumlah orang yang menolak divaksin, maka akan membahayakan beberapa orang lainnya.
 
Hal tersebut dikarenakan covid-19 adalah penyakit yang proses penularannya melalui interaksi dan proses sosial.  Covid-19 dapat menular ketika seseorang berkomunikasi dan berkumpul secara berdekatan dengan orang lain, padahal kegiatan-kegiatan tersebut merupakan simbol identitas komunalitas budaya kita.
 
"Semakin dekat, tanda akrab, dan secara budaya dianggap baik. Itu tidak menjadi masalah karena adanya kekebalan tubuh kita,” jelasnya.
 
Baca juga:  Vaksin Penting Bagi Pemulihan Kualitas Pendidikan Saat Pandemi
 
Namun persoalannya, saat ini covid-19 tengah mengancam. "Vaksinasi yang kini diprogramkan pemerintah bertujuan agar semua masyarakat mempunyai kekebalan tubuh yang baik sehingga selamat dari ancaman Covid-19,” ujarnya.
 
 

 
Guna mengatasi gerakan antivaksin itu, sambung Musta’in, sosialisasi terkait covid-19 maupun vaksin tetap perlu dilakukan secara lengkap dan komprehensif.  Sehingga, masyarakat semakin memahami, mengerti, dan menyadari pentingnya mengikuti protokol kesehatan dan menerima program vaksinasi.
 
Dengan informasi yang jelas dan terkonfirmasi dengan baik, lanjut Musta’in, masyarakat akan dapat memilah dan memilih perilaku adaptif sesuai tuntutan protokol kesehatan dan menerima program vaksinasi. Menurutnya, ketika masyarakat sudah menyadari dan merasakan manfaat pentingnya menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungannya, maka situasi tersebut dinamakan internalized.
 
"Artinya, protokol kesehatan dan vaksinasi sudah menjadi kebutuhan," terangnya.
 
Mustain menambahkan, bahwa perlu adanya kontrol sosial yang tidak hanya dilakukan oleh aparatur negara, tetapi juga perlu dilakukan oleh tokoh masyarakat, para pemuda dan para pemangku kepentingan.
 
“Kontrol terhadap masyarakat yang melanggar protokol kesehatan seharusnya dapat dilakukan oleh teman-teman, masyarakat sekitar RT atau RW maupun keluarga yang telah sadar (internalized) bahwa menjaga kesehatan dan keselamatan dari ancaman covid-19 penting untuk dilakukan,” pungkasnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan