Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Panut Mulyono, Medcom.id/Ahmad Mustaqim.
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Panut Mulyono, Medcom.id/Ahmad Mustaqim.

UGM Khawatir Rektor Asing Munculkan Ketimpangan Gaji

Ahmad Mustaqim • 02 Agustus 2019 14:41
Yogyakarta:  Wacana warga negara asing memimpin perguruan tinggi di Indonesia memperoleh tanggapan beragam dari kalangan akademisi dalam negeri.  Salah satunya sejumlah rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Yogyakarta. Selain dinilai akan mempengaruhi sumber daya manusia, realisasi wacana itu dikhawatirkan memunculkan kesenjangan pendapatan dosen asing dan lokal. 
 
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Panut Mulyono mengatakan, memajukan perguruan tinggi tak cukup dengan mengganti pucuk pimpinan. Namun, Panut melihat kemajuan kampus di sejumlah negara biasanya berdasarkan kualitas hasil pemikiran. 
 
"Sebetulnya kalau dilihat perguruan tinggi di berbagai negara-negara yang mempunyai reputasi tinggi di internasional itu karena diberi anggaran besar oleh negara untuk melakukan riset dan penelitian yang baik," kata Panut saat dihubungi, Jumat, 2 Agustus 2019.

Baca:  Amerika dan Inggris Mulai Tanya Prosedur Jadi Rektor Asing
 
Ia menjelaskan, penelitian yang dilakukan para dosen itu kemudian menghasilkan publikasi ilmiah, seperti jurnal, yang banyak dan baik. Menurut Panut, selama ini UGM terus berusaha bekerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri untuk melakukan riset yang menelurkan hasil pemikiran baru. 
 
"Kemampuan beberapa perguruan tinggi di indonesia tidak diragukan lagi, tetapi diperlukan dana yang besar. Seperti penelitian dosen UGM bekerja sama dengan dosen luar negeri. Ada dana melakukan penelitian bagus," ujarnya. 
 
Pemikiran yang dituangkan dalam tulisan bersama para profesor dari luar negeri ini akan menambah pengalaman dan jam terbang dosen di Indonesia. Imbasnya, dosen juga bisa meningkatkan reputasinya di kancah internasional. 
 
"(Wacana) mendatangkan rektor asing mohon dipikirkan. Asing ditempatkan rektornya saja, nanti dosen-dosen kita profesor akan ada kesenjangan gaji," ucapnya. 
 
Menurut dia, motor penggerak aktivitas perguruan tinggi adalah dosen dan profesor. Ia memperkirakan, adanya dosen asing sebagai medium menambah wawasan dan jaringan akan bisa berdampak pada sumber daya dosen di Indonesia. 
 
"Diaspora dosen banyak yang mau pulang dan kerja di Indonesia. Persoalannya gajinya berapa? Gajinya baik, level gaji naik, mereka mau," ujarnya. 
 
Baca:  Politisasi Jabatan Rektor Hambat Peningkatan Peringkat PTN
 
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, mengatakan belum bisa berkomentar soal itu. Menurut dia, bergulirnya wacana itu lebih pada tantangan dalam memajukan kualitas perguruan tinggi di Tanah Air. 
 
Ia menyebut, adanya kegusaran pemerintah soal situasi perguruan tinggi nasional yang sulit memperbaiki posisi di ranking internasional. (Memperbaiki kualitas perguruan tinggi di Indonesia) tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada proses. Dibutuhkan fasilitasi dari pemerintah untuk meraih peringkat lebih baik," kata Sutrisna. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan