Dikutip dari laman Forbes, drama di kantor itu seperti api yang tumbuh subur dengan oksigen. Oksigen di sini adalah reaksi emosional yang kita berikan. Semakin kita terlibat dalam sandiwara drama tersebut, semakin menjadi besar kobarannya. Krisis kecil akan akan semakin keruh dan memperburuk suasana di kantor.
Melihat pandangan drama di kantor dari sisi psikologi adalah hal yang diperlukan. Sebuah studi di Leadership IQ menemukan, karyawan yang bekerja di lingkungan penuh drama mengalami peningkatan stres, penurunan tingkat partisipatif, dan produktivitas yang lebih rendah.
Hal ini membuktikan drama di kantor tidak hanya mengganggu namun juga merugikan. Mengikuti drama di kantor hanya akan membawa hal-hal yang bersifat negatif.
Namun jika kita tahu cara menanganinya dengan benar, kita tidak akan mudah terserap habis oleh energi negatif. Ketika rekan kerja yang dramatis datang dengan cerita yang dilebih-lebihkan, mereka mengharapkan tanggapan reaksi yang sama.
Mereka ingin kita terkejut dan memvalidasi interpretasi ekstrim mereka. Secara hukum alaminya manusia memiliki naluri untuk merespon secara emosional kejadian-kejadian yang tidak terduga. Namun di tempat kerja naluri ini akan menimbulkan kekacauan yang tidak perlu. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah menanggapi dengan tenang dan langsung minta fakta aslinya.
Teknik ini didasarkan pada psikologi perilaku. Energi seseorang akan bergeser ketika ia menyadari bahwa sandiwara yang mereka lakukan tidak berhasil mendapatkan reaksi yang diharapkan. Drama bergantung pada penonton, bila penonton tidak tertarik drama akan gagal.
Dengan respons memastikan fakta aslinya, pemecahan masalahan akan cepat terselesaikan dengan rasional dan menumbuhkan kepercayaan yang kuat di antara rekan kerja.
Konsistensi penanganan masalah yang tidak berbelit-belit secara emosional dan dilakukan berdasarkan informasi yang jelas dan objektif akan meningkatkan kepercayaan di tempat kerja. Dalam meresponnya dengan tenang, kontrol nada bicara bermain peran. Jika kita dapat bersikap tenang, netral dan fokus pada fakta, kita dapat membangun lingkungan budaya kerja yang profesional.
Jika rekan kerja terus mendramatisir, tegaskan kembali dengan berkata “Saya mengerti Anda kesal, tetapi saya perlu tahu persis apa yang sebenarnya terjadi.”
Setelah mendapatkan fakta yang jelas, alihkan energi kepada pemecahan masalah. Langsung pikirkan solusi cepat yang bisa dilakukan agar penyelesaian masalah dapat segera dilakukan dan tidak membuang energi pada hal yang tidak penting. Selain itu memahami gaya komunikasi juga penting digunakan dalam menghadapi drama di kantor dan bagus untuk meningkatkan interaksi di tempat kerja.
Menurut lebih dari satu juta orang yang menyelesaikan tes ‘Apa Gaya Komunikasi Anda?,” diketahui ada empat gaya komunikasi utama: Personal, Intuitif, Analisis, dan Fungsional.
Orang yang berkomunikasi dengan gaya personal cenderung akan berkontribusi pada emosi yang meningkat dalam situasi dramatis secara tidak sengaja. Meskipun gaya ini bermanfaat pada banyak konteks, pergeseran ke arah gaya komunikasi Intuitif, Analitis, atau Fungsional dapat meredakan drama.
Gaya Intuitif akan berkomunikasi langsung pada intinya tanpa terjebak dalam detail, gaya Analitis akan fokus pada logika dan data, dan gaya fungsional akan mengandalkan diskusi yang terstruktur satu demi satu. Dengan 3 gaya ini komunikasi tidak akan melibatkan reaksi emosional yang berlebihan dan percakapan dapat dialihkan menuju penyelesaian masalah yang rasional.
Keterampilan ini akan sangat berdampak baik pada tempat kerja. Respon yang lebih fokus pada fakta dan pendekatan rasional menciptakan tempat kerja profesional yang mengutamakan logika dan solusi.
Baca juga: Calo Rekrutmen Kerja Merajalela? Begini Cara Menghindarinya! |
Tingkat stres akan menjadi lebih rendah karena tim dapat bekerja dengan komunikasi yang jelas dan gangguan emosional yang minim. Hal ini akan meningkatkan produktivitas tim yang lebih tinggi.
Kesimpulannya, drama akan membesar dan tidak terkendali jika terus diberikan reaksi emosional, namun ketika kita dapat bersikap netral dan fokus pada fakta drama akan kehilangan kekuatannya. Jadi ketika drama kantor menghampiri anda langsung saja sampaikan 4 kata ini: “Tolong sampaikan saja faktanya” dengan pengendalian nada bicara.
Pada akhirnya selain anda mengendalikan percakapan anda juga dapat mengendalikan
budaya di tempat kerja. (Alfi Loya Zirga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News