Menaker, Yassierli mengatakan, program ini rencananya bakal diluncurkan paling lambat Juni 2025. Program magang nasional ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas program sebelumnya yang dinilai tidak efektif, bahkan menjadi beban bagi perusahaan swasta nasional di Tanah Air.
Salah satunya karena industri harus melatih kembali calon tenaga kerja. "Hasil dari Program Magang Nasional ini diharapkan dapat memberi 'sesuatu' kepada perusahaan. Karena programnya menggunakan pendekatan pembelajaran," kata Yassierli saat membuka acara bertajuk 'Gathering B300 GNIK (Gerakan Nasional Indonesia Kompeten) dan Para Pejuang Kompetensi', dikutip dari siaran persnya di Jakarta, Senin, 4 Mei 2025.
Acara tersebut dihadiri lebih dari 450 pimpinan tertinggi bidang manajemen sumber daya manusia (SDM) dari berbagai perusahaan multinasional, BUMN dan perusahaan swasta Nasional terkemuka di Indonesia.
Dalam program Magang Nasional, akan ada pelatihan yang berlangsung selama 3 bulan. Mereka yang ikut pelatihan harus memiliki 'basic electronic industry' untuk mempertajam kompetensi.
"Peserta magang harus sudah punya kompetensi dasar di industri, karena modul pelatihan
berbasis teknologi 4.0. Diharapkan, peserta magang dapat melakukan problem solving terkait teknologi 4.0 untuk project sederhana.
Peserta akan dibekali dengan pelatihan IoT, coding basic yang terintegrasi dengan smart gadget, dan otomatisasi sederhana. Sehingga mereka punya kompetensi dasar di bidang-bidang tertentu, seperti 'smart office', 'smart warehouse', 'smart logistic', 'smart building', 'smart farming', atau 'smart fishery'.
"Ketika masuk ke perusahaan, peserta bisa menyumbangkan keahlian yang diperoleh selama pelatihan. Saya yakin project itu dibutuhkan perusahaan," ucapnya.
Menaker memastikan tenaga magang yang sudah terlatih dapat berkontribusi bagi industri atau perusahaan. Untuk itu, ia mendorong perusahaan untuk menerima dan menyediakan tempat bagi para tenaga magang yang sudah terlatih.
"Kami juga akan langsung melakukan supervisi, tidak oleh perusahaan. Perusahaan hanya perlu memberi 'case' kepada tenaga magang, dan mereka akan menyelesaikannya," katanya.
Setelah program magang selesai, lanjut Menaker, tenaga magang akan dikembalikan ke Kemenaker untuk dicarikan perusahaan lain yang membutuhkan kontribusi mereka dalam mengatasi masalah di perusahaan tersebut.
"Jika dianggap mampu, perusahaan dapat merekrut langsung tenaga magang tersebut untuk dijadikan sebagai karyawan," ucap Prof Yassierli menandaskan.
Program Magang Nasional yang digagas Kemnaker merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia. SDM berkualitas merupakan kunci utama untuk mendorong reindustrialisasi dan memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di masa depan.
Baca juga: Era Kampus Berdampak, MSIB dan IISMA Tak Lagi Dibiayai Pemerintah |
Dalam kesempatan yang sama, Kemnaker bersama GNIK meluncurkan Podcast Produktivitas, sebagai salah satu inisiatif strategis untuk mendorong kesadaran dan praktik produktivitas berkelanjutan di berbagai sektor.
"Kami berharap peran GNIK tak terbatas pada sertifikasi kompetensi, tetapi melangkah lebih jauh sebagai motor penggerak perubahan mindset dan budaya kerja," katanya.
Yassierli menegaskan, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan institusi pendidikan sangat penting untuk mewujudkan reindustrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan. "Pemerintah berperan sebagai orkestrator, namun keberhasilan transformasi SDM sangat bergantung pada sinergi yang tercipta di antara semua pihak yang terlibat," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Pejuang Indonesia Kompeten (PPIK), Yunus Triyonggo, menegaskan kembali peran unik GNIK menuju Indonesia Kompeten 2030. PPIK merupakan transformasi dari Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK).
Perubahan itu bertujuan untuk memperkuat wadah bagi para pejuang SDM di Indonesia agar lebih akuntabel, legal, dan memiliki jangkauan yang lebih luas. "Kami memberi keleluasaan kepada para pejuang kompetensi untuk bergerak, melompat jauh dan berdampak positif yang eksponensial. Karena waktu yang semakin sedikit untuk target 5 tahun kedepan guna mencapai periode bonus demografi," kata Yunus.
Lewat pertemuan semacam ini, Yunus berharap tercipta aksi-aksi yang yang dapat dikerjakan bersama secara serentak, dengan penuh hasrat untuk memberi dampak eksponensial, diluar cara-cara konvensional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News