Founder dan CEO SIAB Indonesia ini menjelaskan, usaha rintisan ini dimulai sekitar 2017 hingga 2018 lalu. Ide SIAB Indonesia bermula dari proyek kreatif atau tugas kuliah milik Ratih. Mata kuliah tersebut mewajibkan mahasiswanya untuk membuat sebuah sistem, hardware atau pun software.
Namun, Ratih sangat menyayangkan jika idenya hanya untuk memenuhi nilai kuliah. Ia sangat ingin memanfaatkan teknologi dan mengaplikasikan ide tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
"Permasalahan paling dekat dengan
UNS saat itu ialah krisis air bersih di sekitar Bengawan Solo karena banjir. Saya mencari permasalahan dari banjir tadi. Coba memonitoring kualitas air secara daring, lalu muncul fitur baru di tahun-tahun selanjutnya," ujar Ratih.
Baca:
Pelajar Indonesia Sabet Emas di Olimpiade Fisika Asia 2021
Ratih mengikuti beragam kompetisi produk-produk elektro untuk semakin menguatkan dan mengembangkan idenya. Hasilnya pun memuaskan. Hingga akhirnya ia mulai melihat peluang untuk masuk ke bisnis digital atau
startup serta mencari pasar SIAB Indonesia.
Tekad Ratih untuk terus mengembangkan SIAB Indonesia tentu juga dibekali dengan beragam pengalaman dan kemampuan. Menyandang gelar Mahasiswa Berprestasi UNS 2018, ia memiliki segudang prestasi gemilang di bidang IoT, teknologi, dan bisnis. Sedikitnya, ada 20 prestasi tingkat nasional juga internasional yang telah diraih.
Di antaranya 1st Runner Up Alternative Energy National Idea Competition, Hasanuddin Technofest 2017, 10th Big Finalist of 3rd International Biotechnology Competiton and Exhibition, Universiti Teknologi Malaysia; Top 20th Paper Competition, PPI UK, Warwick University, Warwick, United Kingdom, 1st Winner Start Up Category Top Generation Challenge.