Percakapan yang berulang seputar perkuliahan membuat Gray Zain jatuh cinta pada kampus. Sebagai ayah, ia tak ingin sekadar memberi nasihat atau pepatah kosong. Inilah yang melatarbelakangi Gray Zain untuk menjadi mahasiswa baru di Universitas Esa Unggul Jakarta hingga akhirnya viral.
Sosok yang video ospeknya viral itu bercerita, dirinya menyarankan anak ketiganya untuk berkuliah Computer Science (teknik komputer). Sebab, ia menilai jurusan IT punya masa depan cukup cerah.
"Saya tidak ingin enak saja memberi motivasi. Saya juga harus membuktikan berkuliah. Di situlah kebangkitan saya akhirnya mencari sampai mendaftar kuliah, tidak menyangka ternyata viral," kenang Gray mengutip siaran pers komunitas Sentra Vidya Utama (Sevima), Rabu, 22 September 2021.
Gray mengatakan, video yang viral itu diambil saat ia sedang mengikuti pelatihan karakter sebagai bagian dari rangkaian penerimaan mahasiswa baru (Ospek) di Universitas Esa Unggul. Sebagai orang berlatar belakang sebagai pengusaha di bidang biro travel dalam dan luar negeri, pembawaan Gray yang supel membuatnya aktif di setiap kegiatan yang diikutinya.
Termasuk, ketika ada sesi berbagi cerita dengan panitia maupun berjoget, Gray juga cukup aktif. Tak sungkan dengan rekan-rekan yang lebih muda darinya.
"Jadi saya ketika diajak joget, ya joget saja. Saat diminta pakai outfit yang unik untuk joget, kebetulan di halaman rumah saya ada caping yang biasa saya pakai untuk berkebun. Ditambah dengan kacamata hitam. Asyik saja," uja Gray.
Baca: Mengenal Dua Mahasiswa Unej yang Masih Berusia 16 Tahun
Kisah dari sesi berbagi dengan panitia itulah, yang kemudian ditangkap rekan-rekan sejawatnya di kampus sebagai cerita inspiratif dan viral. Salah satunya, adalah kisah bahwa telah lama ia memimpikan untuk berkuliah.
Ia mengatakan, pada 1983, ia sempat ingin berkuliah di Sastra Jepang. Tapi, kala itu, ayah Gray meninggal dan ia punya tiga adik yang masih perlu sekolah. Sebagai anak pertama yang lulus SMK jurusan pariwisata, Gray memilih bekerja.
"Bahkan saya tidak bisa datang wisuda SMK saya karena harus cari uang untuk hidup keluarga," lanjut Gray.
Mewujudkan Mimpi Lama untuk Kuliah
Nyaris 40 tahun berselang, Gray bersyukur sudah mendapatkan berkah yang luar biasa dalam hidup. Mulai pekerjaan yang mapan, adik yang sudah sukses dan berkeluarga, bahkan ketiga anaknya sendiripun sudah relatif sukses.Akibat Aktivitas biro travel yang rehat sejenak akibat pandemi covid-19, Gray kemudian tergugah untuk menggapai mimpi lamanya, berkuliah.
"Bisnis saya cukup lancar, bahkan ketika covid-19 kami tetap bertahan walaupun pemasukan di bidang travel jelas menurun drastis. Karena anugerah yang luar biasa ini, saya kemudian teringat atas impian yang sudah lama saya idam-idamkan dalam hidup, yaitu berkuliah," paparnya.
Ketua Penasihat Indonesia Tour Leaders Association (Asosiasi Biro Wisata Indonesia) memilih kampusnya yang sekarang, Universitas Esa Unggul, karena lokasi yang cukup dekat. Selain itu, ada kelas karyawan, dan pelaksanaannya cukup fleksibel secara online.
Dibukanya jurusan komunikasi pemasaran, membuat Gray mantap berkuliah karena sesuai dengan bidang pekerjaan. Ditambah, keponakan Gray juga sedang berkuliah di jurusan yang sama.
"Tidak ada keraguan sama sekali saat mendaftar. Justru saya berpikir, andai sejak awal covid-19 saya sudah kuliah, wah sudah semester empat ini," ungkap Gray.
Baca: Sosok Utarini, Peneliti UGM yang Masuk Daftar 100 Orang Berpengaruh di Dunia
Gray mengakui tak mudah menyesuaikan diri untuk belajar kembali di usia kepala lima. Ia perlu mempelajari kembali sistem akademik dan sistem pembelajaran Sevima yang digunakan di kampus. Bahkan, Gray perlu belanja buku untuk mengejar pengetahuan terbaru.
"Jadi saya sampai belanja dulu buku-buku dasar komunikasi, dan belajar sistem pembelajaran online. Ternyata dengan fokus dan semangat, semuanya bisa saya kuasai dengan mudah. Target saya, bisa lulus sarjana di usia 61 dan Magister di usia 63," lanjut Gray.
Rektor Universitas Esa Unggul Arief Kusuma mengungkapkan, semangat belajar Gray bisa menjadi inspirasi generasi muda untuk tak pernah lelah menuntut ilmu. Terlebih, berkuliah sembari beraktivitas sebagai profesional bukanlah perjuangan yang mudah.
"Harus siap tenaga dan mental. Tapi dengan kehadiran Gray Zain dan para profesional, kami sendiri pun sebagai dosen juga banyak belajar dari pengalaman dan perjuangan mereka," ucap Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News