Begitu juga pedagang keliling lainnya, Endo, 55 tahun, warga Rangkasbitung mengaku dirinya selama 30 tahun berjualan jamu keliling hingga dua putrinya menyandang gelar sarjana.
Kedua anaknya lulusan perguruan tinggi negeri di Semarang, Jawa Tengah, dan kini sudah bekerja sebagai pengajar di salah satu SMA di kabupaten Lebak. "Kami berjualan jamu keliling pulang ke rumah bisa meraup keuntungan bersih Rp100 ribu per hari, dan tidak terdampak covid-19, " ujarnya.
Baca juga: Atlet Panahan Jadi Wisudawan Terbaik UMM
Begitu pun Maryati, 50 tahun, pedagang warga Rangkasbitung ini mengatakan selama wabah korona pendapatan dari berdagang sayur keliling justru meningkat dua kali lipat.
Kami berjualan sayuran itu ke perumahan-perumahan dengan menggowes (mengayuh) becak dan modal Rp1,5 juta bisa meraup keuntungan Rp150 ribu per hari," kata Maryati sambil mengatakan bahwa putranya berhasil menyandang gelar sarjana pertanian.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Yudawati mengatakan, Pemerintah telah menyalurkan permodalan untuk pedagang keliling melalui program bantuan produktif usaha mikro (BPUM) sebesar Rp2,4 juta per Kepala Keluarga.
Penyaluran bantuan modal itu menjalin kerja sama dengan BRI Rangkasbitung. "Kami menyalurkan bantuan Program BPUM sebanyak 13.600 pelaku unit usaha, termasuk pedagang keliling," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News