Suasana pelatihan guru agama berkebutuhan khusus (tunanetra) Kementerian Agama. Doto: Dok Kemenag.
Suasana pelatihan guru agama berkebutuhan khusus (tunanetra) Kementerian Agama. Doto: Dok Kemenag.

Kisah Guru Agama Tunanetra, Pegawai Jasa Ekspedisi Hingga Jadi PNS

Arga sumantri • 13 April 2021 09:04

Persoalan lain yang memicu keprihatinannya adalah pemberantasan buta huruf Alquran Braille yang belum tuntas. Masih banyak penyandang tunanetra yang belum mampu membaca Alqurab Braille. 
 
"Angka yang saya dapat dari sebuah penelitian, tunanetra muslim di Indonesia ini tidak lebih dari 5 persen yang mampu membaca Alquran Braille. Darurat buta huruf Alquran Braille istilahnya, dan ini harus menjadi keprihatinan kita bersama," ungkapnya.
 
Zainul berharap pemerintah khususnya Kementerian Agama, dapat lebih memberikan perhatian terhadap pemberantasan buta huruf Alquran Braille. Sebab, menurut dia, institusi pemerintah yang mampu mengoptimalkan sumber daya untuk pemberantasan buta huruf Alquran Braille.

"Saya berharap Kementerian Agama dapat mengambil peran dalam pemberantasan buta huruf Alquran Braille. Pemerintah dengan segala jaringannya yang mampu menggerakkan segala sumber daya demi pemberantasan buta huruf Alquran Braille ini," ungkap Zainul.
 
Sebagai orang berkebutuhan khusus dan bertugas mengajar peserta didik bernasib serupa, tidak menyurutkan langkah Zainul untuk mengabdi sepenuh hati. Langkahnya mantap untuk selalu merajut asa di tengah ruang gelap yang menjadi takdir kehidupannya.
 
"Pegangan saya dua, pertama saya yakin bahwa Allah tidak membebani di luar kesanggupan kita. Kedua, saya yakin bahwa Allah memberikan segala kemampuan kepada kita untuk menghadapi masalah, jadi satu paket. Selama saya bertawakal, Insyaallah akan selalu ada jalan untuk memecahkan masalah yang terjadi," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan