Hampir setengah jam pak Pohan menunggu kedatangan Nurul, tetapi mahasiswi tersebut tak kunjung terlihat batang hidungnya. Ia juga sempat mendapat pesan dari Nurul yang mengabarkan ia sedang berteduh.
"Pak, maaf saya berteduh dulu", begitu Nurul mengabarkan via WA. Berteduh? Ya, dia sebenarnya berteduh tidak jauh dari kediaman saya. Padahal sore itu cuaca bagus, tidak sedang turun hujan,” bebernya.
Kemudian Pohan menunggu setengah jam lagi, namun Nurul belum juga tiba. Lantas saya masuk kamar, rebahan karena badan letih seharian di kampus. Saya tidur terlelap,” lanjut Pohan.
Tiba-tiba, lanjut Pohan, ia dibangunkan oleh istrinya dan mengatakan ada mahasiswi yang mencarinya. Ia pun masih dalam keadaan setengah sadar setelah bangun dari tidurnya.
" Ayah, bangunlah jumpai sebentar. Ada mahasiswanya nunggu, dia naik sepeda kata istri saya,” tuturnya.
Ketika melihat keluar ia terkejut ternyata benar itu mahasiswinya Nurul sedang menuntun sepeda. “Gerbang saya buka dan memintanya untuk masuk ke rumah,” ujarnya.
Pohan mengatakan, bahwa Nurul tinggal di Tembung, sekitar 1,5 jam untuk sampai ke rumahnya. Saat itu, Nurul jugal bercerita, sejak kelas empat Sekolah Dasar (SD), dia sudah menjadi anak yatim.
“Ayahnya meninggal karena penyakit diabetes. Beberapa tahun berselang ibunya meninggal karena kanker. Jadilah Nurul yatim piatu dan tinggal bersama keluarganya se-ayah dan se-ibu” jelasnya.