Calon mahasiswa baru UGM Syarifah Nazwa dan bibinya, Faradia Irzayana Yahya. DOK UGM
Calon mahasiswa baru UGM Syarifah Nazwa dan bibinya, Faradia Irzayana Yahya. DOK UGM

Kisah Nazwa Wujudkan Mimpi Masuk UGM: Konsisten Belajar dan Jaga Performa Nilai

Renatha Swasty • 18 Juni 2025 11:17
Jakarta: Mimpi Syarifah Nazwa sejak di bangku SMP untuk masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) akhirnya terwujud. Dia diterima di Program Studi Sarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) 2025. Tak sampai di situ, Syarifah bisa sekolah gratis berkat beasiswa Uang Kuliah Tunggal  (UKT) Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen. 
 
Sejak di bangku SMP, ia sudah mempunyai keinginan melanjutkan pendidikan di UGM. Bukan karena predikat universitas ternama, melainkan UGM diyakini sebagai tempat belajar dan mimpi-mimpi besarnya bisa tumbuh. 
 
“Kenapa memilih Prodi Sarjana Ilmu Ekonomi? Ya sederhana saja, saya suka menghitung dibanding harus menghafal sehingga merasa lebih cocok,” kata alumnus SMA N 1 Balikpapan ini dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu, 18 Juni 2025. 

Syarifah merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ia tumbuh dalam keluarga cukup sederhana di Kecamatan Balikpapan Selatan. Saat sekolah di bangku SMP, ia memutuskan tinggal bersama kakek dan bibinya di Kota Balikpapan. 
 
Keputusan itu diambil dengan harapan bisa mengejar kualitas pendidikan lebih baik. Namun, perjalanan tidak mulus dan ia dihadapkan kenyataan kedua orang tuanya berpisah. 
 
Ayah dan ibunya, memilih menjalani kehidupan masing-masing. Sang ibu dan ketiga adiknya memutuskan tinggal di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Sementara itu, sang ayah entah ke mana.
 
Nazwa merasa cukup berat menghadapi kenyataan itu. Meski begitu, dia menguatkan diri dan berusaha tak kecil hati. Ia tetap fokus dan berupaya berjuang mewujudkan mimpinya. 
 
Baca juga: Bahagianya Adinda Tembus Kuliah Gratis UGM di Prodi Sesuai Panggilan Hidupnya 

Setiap semester, ia berusaha menjaga performa nilai stabil dan meningkat. Hasilnya, ia langganan masuk 10 besar di kelas dan membawanya lolos ke UGM. 
 
“Tidak ada tips khusus dalam belajar, rutin saja meluangkan waktu 2-3 jam di setiap malam untuk mempelajari kembali materi pembelajaran sebelumnya di sekolah dan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Saat SMA pokoknya fokus belajar, meningkatkan nilai agar bisa masuk lewat jalur SNBP UGM,” ucap dia. 
 
Meski sempat merasa cemas karena tidak lolos mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Nazwa tetap optimistis mencari peluang beasiswa lain. 
 
Ia meyakini masih banyak pintu kebaikan yang bisa terbuka kapan saja. Karenanya, ia tengah bersiap hidup jauh dari keluarga dan memulai kuliah di UGM. Nazwa menyadari akan banyak tantangan dihadapi, namun justru membuka kesempatan baginya untuk bertumbuh. 
 
“Saya akan berusaha belajar lebih mandiri, cari teman, ikut organisasi biar cepat beradaptasi. Saya juga baca-baca riset soal budaya Jogja, kehidupan kampus, supaya punya gambaran untuk beradaptasi,” ucap Nazwa yang bercita-cita bekerja di BUMN selepas lulus nantinya.
 
Faradia Irzayana Yahya, bibi Nazwa, begitu bahagia mendengar keponakannya diterima kuliah di UGM. Meski khawatir melepas kepergian Nazwa merantau ke Yogyakarta, dia yakin Nazwa bisa menjaga diri dan baik-baik saja dalam upaya menggapai mimpi kuliah di UGM.
 
“Senang karena akhirnya keinginan kuliah di UGM tercapai. Ada khawatirnya juga karena kuliahnya jauh, semoga Nazwa tetap tekun dan rajin menjalani kuliah agar lancar dan lulus tepat waktu,” kata dia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan