Prestasi ini dia persembahkan untuk Ibunya, Ekowati Susilo Ningsih (47) yang menjadi orang tua tunggal. Ekowati membesarkannya sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.
“Mama adalah pendukung kuat untuk saya kuliah, terus mendoakan dan memberikan semangat untuk mengejar cita-cita,” kata Shareent sambil menyeka air mata dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 12 Juni 2025.
Sejak duduk di bangku SMP, ia bersama kedua kakaknya hidup tanpa pendampingan ayah. Kedua orang tuanya berpisah dan ibunya berjuang membesarkan mereka bertiga.
Segala pekerjaan dilakoni sang ibu termasuk membantu tetangga berjualan bubur ayam. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini, memiliki keinginan belajar kuat. Tidak mengherankan, ia mendapat julukan murid rajin dan berprestasi.
Berbagai prestasi akademis yang diraih memudahkan langkahnya mendapatkan pendidikan terbaik. Prestasi di bangku SD mengantarkannya masuk SMP melalui jalur prestasi dan mendapatkan beasiswa selama sekolah.
Saat belajar di SMA Negeri 5 Surabaya, dia menyempatkan diri terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Shareent pernah tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dan organisasi sekolah (OSIS).
Sejak duduk di bangku SMA 5 Surabaya, dia fokus berjuang untuk bisa lulus dan melanjutkan kuliah. Ia memasang target nilai di setiap semesternya agar terus naik dan masuk rangking kelas.
Dengan upaya ini, ia berharap lolos masuk universitas melalui jalur tanpa tes. Akhirnya, ia lolos dan diterima kuliah di Program Studi (prodi) Manajemen FEB UGM.
Baca juga: Kisah Inspiratif Rofidah, Putri Penjual Jerami yang Tembus dan Kuliah Gratis di UGM |
Dia semakin senang karena menerima beasiswa UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100%. Shareent dibebaskan dari biaya pendidikan hingga lulus.
“Ini menjadi kabar menggembirakan untuk mama karena sebelumnya saya takut jika harus membebani orang tua," kata dia.
Shareent memilih program studi Manajemen sebagai pilihan utama bukan tanpa alasan. Dia memiliki ketertarikan kuat mata pelajaran ekonomi sejak kelas X dan bercita-cita menjadi pengusaha sukses.
Meski selalu berprestasi, Shareent mengaku tidak menerapkan trik khusus dalam belajar. Menurutnya yang terpenting menjaga konsistensi.
“Luangkan dan sempatkan dengan menyisihkan waktu 2 hingga 3 jam setiap harinya untuk mengulas kembali materi pelajaran di sekolah. Itu caraku, tapi tiap orang kan tidak sama," tutur dia.
Kini, Shareent tengah menunggu proses perkuliahan dimulai. Ia terus mempersiapkan diri untuk bisa semakin mandiri karena akan hidup merantau dan jauh dari keluarga.
Dia tidak ingin menyiakan kesempatan yang diperolehnya sebagai pintu gerbang mewujudkan masa depan lebih baik. “Mungkin tidak mudah, tetapi saya harus belajar mandiri, mengatur waktu dengan baik, dan berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan dan pembelajaran yang berbeda,” tutur dia.
Sang ibu, Ekowati, tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Kelolosan Shareent di UGM merupakan sebuah berkah.
“Rasanya senang, selama ini saya meminta untuk bisa kuliah melebihi ibunya yang hanya lulusan SMA. Sebagai orang tua hanya berharap Shareent nantinya bisa kuliah dengan baik dan lancar," harap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News