Tidak hanya memperdalam keilmuannya secara teori, kehidupan Hafidz sebagai mahasiswa kampus UNS juga diwarnai dengan keaktifannya di organisasi kampus UNS seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Bahkan, pada 2018, ia dipercayai menjabat sebagai Presiden BEM FP UNS.
Selain aktif di organisasi kampus, Hafidz juga tergabung dalam Ikatan Badan Eksekutif Mahasiswa Pertanian Indonesia (IBEMPI). Di IBEMPI, ia sempat menjadi Presidum Nasional 1 Ikatan BEM Pertanian Indonesia sejak tahun Oktober 2017 sampai dengan awal 2019.
Keaktifan Hafidz di organisasi baik kampus maupun nasional bukan saja melatih kemampuan leadership tetapi juga membantunya bertemu dengan petani-petani di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Padang, Jember, Bandung, Jakarta, dan beberapa kota lainnya di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Di Jawa Tengah, ia bersama dengan BEM juga berkesempatan untuk terlibat aktif di Desa Binaan. Dari sekian petani yang ditemuinya, Hafidz melihat kesamaan permasalahan yang dihadapi oleh petani Indonesia, yakni pemasaran.
"Selama proses itu, satu masalah vital (petani) adalah pemasaran. Karena rantainya panjang maka profitnya kecil. Maka yang paling terdampak adalah petaninya," ujarnya.
Baca:
Cerita Diva Berhasil Lolos Program Pertukaran Mahasiswa ke Polandia
Melihat masalah utama yang dihadapi petani-petani di Indonesia, Hafidz semakin tertarik untuk menggeluti bidang pertanian organik. Ia bahkan menjadikan pertanian organik sebagai topik penelitian skripsinya.
Sebagai wujud kesungguhannya, Hafidz tidak menyia-nyiakan hasil penelitiannya melainkan merealisasi ide tersebut menjadi Desa Organik. Melalui Desa Organik, Hafidz berkomitmen membantu para petani di Indonesia dengan membuat produk petani menjadi unggul. Desa Organik juga membantu sistem distribusi produk petani dengan menjual produk tersebut ke pasar yang tepat.
Hingga saat ini, Desa Organik aktif berkecimpung di pemasaran digital baik melalui website maupun market place. Sejumlah kota di wilayah Jabodetabek menjadi sasaran penjualan Desa Organik. Hal tersebut lantaran hampir 40 juta dari 270 juta penduduk Indonesia tinggal dan menetap di Jabodetabek. Selain itu, menyasar segmentasi pasar menengah ke atas, jabodetabek menjadi sasaran penjualan yang tepat.