Dosen UB, Dimas Fakhruddin. Foto: UB
Dosen UB, Dimas Fakhruddin. Foto: UB

Dosen UB Jadi Nominator Desain Logo IKN, Kepoin Profilnya Yuk

Citra Larasati • 11 April 2023 13:20
Jakarta:  Salah satu dosen di Fakultas Vokasi, Universitas Brawijaya, Dimas Fakhruddin belakangan ini namanya banyak disebut-sebut publik.  Lantaran ide logo karyanya masuk dalam lima besar Sayembara Cipta Desain Logo Ibu kota Nusantara (IKN).
 
Dimas yang juga Ketua Asosiasi Desain Grafis Indonesia chapter Malang ini menyebut gambaran logo buatannya sebagai rumah bagi masyarakat. “Maksudnya, bisa menciptakan sinergi yang berkelanjutan. Sedangkan secara visual diambil dari proses transformasi pengembangan IKN yang sesuai dengan visi Indonesia di tahun 2045 nanti," ujar Dimas, dilansir dari laman UB, Selasa, 11 April 2023
 
Konsep bentuk logo, menurut Dimas, mengambil konsep dari tridaya atau konsep cipta, rasa dan karsa. “Dari Tridaya ini, juga mengambil karakter Indonesia sebagai negara maritim, agrikultur, dan keberadaan hutan serta lautan yang ada di Kalimantan, yang kemudian melahirkan tiga fase seperti menanam, merawat dan mengolah yang dimaknai sebagai sebuah upaya untuk berkembang, yang menjadi ide awal dari desain logo ini,” jelas dosen di Departemen Industri Kreatif dan Digital UB ini.

Secara bentuk, logo ini mengambil konsep dari Tridaya yang ada di nusantara.  Lalu kita  bagi menjadi tiga Kemudian dari situ kita mengambil konsep Tridaya dan Indonesia selain disebut negara maritim juga disebut negara agrikultur.
 
Menurut Dimas, di Kalimantan banyak tumbuhan banyak hutan dan juga laut. "Akhirnya saya ambil untuk pengaplikasiannya agar tetap menjadi 3 fase lagi yaitu menanam, merawat, dan mengolah untuk jadi logonya memang merepresantasikan sebuah upaya untuk berkembang dan dari situlah yang menjadi ide awalnya,” ujarnya

Tiga Warna

Dimas memilih tiga warna utama dalam desain ini. “Hijau sebagai inspirasi utama, yang menggambarkan hutan dan hutan lindung di Kalimantan. Emas melambangkan IKN sebagai cikal bakal role model kota dunia, dan jingga yang menggambarkan kebersamaan atau sinergi yang berkelanjutan, antara stakeholder, masyarakat dan pemerintah,” jelas alumnus Institut Teknologi Bandung ini.
 
Dalam proses pembuatan desainnya, Dimas tidak sendiri. Ia dibantu oleh 1 researcher dan copy writer, dan dua orang desainer grafis. “Ide besarnya dari saya, lalu kami diskusikan hingga menghasilkan konsep tridaya dan 3 fase. Durasi pengerjaannya secara efektif mulai dari pertengahan Oktober, secara efektif 3-4 bulan dan selama pembuatan kita ada pendampingan dari tim kurator yang isinya para ahli dari otorita IKN dan ADGI pusat,” ujarnya.
 
Untuk menjadi finalis, tidaklah mudah. Dimas harus bersaing dengan 500 peserta lain hingga terpilih menjadi 5 besar.  Menurut Dimas, tantangannya, logo ini bisa digunakan untuk 20 tahun lagi, dan benar-benar terasa saat 2045 nanti.
 
"Jadi, bagaimana caranya logo ini bisa relevan hingga 20 tahun lagi dan seterusnya, dan tetap terinspirasi dari Pancasila untuk bisa menggambarkan dan mewakilkan sisi kelanjutan dan kebersamaan dalam bentuk segilima sebagai bentuk inti logo ini,” pungkasnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Baca juga:  Selamat! Mahasiswa Filkom UB Sabet Juara 3 di Google Hackfest 2023

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan