Almas juga mengukuhkan kiprah akademiknya di kancah global melalui publikasi yang bereputasi internasional. Dia menelurkan 35 publikasi terdiri atas sembilan artikel jurnal internasional Quartile 1 (Q1), tujuh artikel Q2, dua artikel Q3 dan belasan lainnya pada jurnal serta konferensi bereputasi nasional maupun internasional.
Kiprah internasional Almas dimulai sejak mengikuti program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI itu untuk menempuh pendidikan magister dan doktor secara fast-track hanya dalam empat tahun.
Dia juga menerima beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI.
Selama menjalani program PMDSU, Almas aktif dalam 15 skema hibah riset dan pengabdian kepada masyarakat. Dia juga menjalin kolaborasi riset global dengan profesor dari Jepang, Italia, dan Taiwan.
Kolaborasi riset tersebut dilakukan bersama Prof Shigemasa Takai dari Osaka University, Jepang; Prof Alberto Borghetti dari University of Bologna, Italia; dan Prof Nien-Che Yang dari National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Taiwan.
Sementara itu, pada program PKPI alumnus S1 Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang (Unnes) tersebut juga melakukan kolaborasi riset selama empat bulan di laboratorium Dr Ryo Nishimura dari Tottori University, Jepang. Saat ini, ia juga masih aktif memperluas jejaring global melalui pengajuan proposal penelitian profesor ke beberapa universitas di Luxembourg dan Uzbekistan dengan bantuan dosen pembimbingnya Prof Dr Ir Imam Robandi MT IPU.
Salah satu topik yang diangkat Almas selama masa studi adalah stabilitas Sistem Tenaga Listrik (STL) berskala besar. Pada penelitian ini, Almas berhasil merumuskan konsep baru untuk meningkatkan stabilitas STL skala besar melalui pengaturan terkoordinasi Power System Stabilizer (PSS) dan Virtual Inertia Control (VIC) berbasis kecerdasan buatan.
Konsep ini diteliti lebih efektif, skalabel, dan sesuai grid code serta mendukung upaya menuju sistem energi yang andal dan berkelanjutan sesuai Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-7 tentang energi yang terjangkau dan bersih.
Selain itu, Almas yang lulus S1 dalam waktu 3,5 tahun tersebut juga berhasil merumuskan modifikasi algoritma baru yaitu algoritma Harris Hawk Optimization (HHO) dengan strategi penyimpanan memori (MSS). HHO-MSS ini dinilai memiliki keseimbangan proses eksplorasi, eksploitasi, akurasi, dan konsistensi yang lebih baik daripada algoritma kekinian lainnya.
“Algoritma ini terbukti memiliki akurasi dan konsistensi lebih tinggi dibanding algoritma lainnya,” kata Almas melalui keterangan tertulis, Minggu, 6 Juli 2025.
Almas mengungkapkan pencapaian yang diraihnya tak lepas dari suasana akademik yang intensif dan suportif di kelompok riset Power System Operation and Control (PSOC) serta Power System Simulation Laboratory (PSSL). Di kelompok ini, ia juga dipercaya menjadi asisten pembimbing untuk mahasiswa S1 dan S2, termasuk dua mahasiswa internasional asal Tanzania.
“Suasana di lab sangat mendukung, saya bahkan berdiskusi dengan dosen pembimbing lebih dari tiga kali dalam sepekan,” ujar dia.
Tak hanya membimbing secara akademik, Prof Imam Robandi juga membangun ikatan emosional lewat kebersamaan di luar kampus, seperti makan dan wisata bersama. Kedekatan ini membuat transfer ilmu berlangsung lebih leluasa.
“Prof Imam Robandi tak hanya membimbing secara akademik, tetapi juga membangun ikatan personal yang mendorong semangat saya,” kata Almas.
Dia berpesan kepada mahasiswa untuk tidak ragu melanjutkan studi ke jenjang doktoral. Menurutnya, menempuh pendidikan S3 bukan soal siapa yang paling pintar, tetapi cara menyusun strategi belajar.
Almas juga berharap dapat terus mengabdi sebagai peneliti dan dosen di ITS. “ITS telah memberi saya ruang dan dukungan yang luar biasa. Saya ingin terus berkarya di sini,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News