Dosen Departemen Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Heri Kuswanto. DOK ITS
Dosen Departemen Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Heri Kuswanto. DOK ITS

Top! Dosen ITS Satu-Satunya dari Indonesia Tembus Pendanaan Riset Bergengsi dari Inggris

Renatha Swasty • 20 Mei 2025 09:57
Jakarta: Dosen Departemen Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Heri Kuswanto, menorehkan prestasi di kancah internasional. Heri meraih pendanaan dari Advanced Research and Invention Agency (ARIA), sebuah lembaga riset independen dari Inggris, senilai 345 ribu poundsterling.
 
ARIA mengadakan program pendanaan riset yang berfokus pada upaya pencegahan krisis iklim. Program ini hanya memilih 21 proyek untuk didanai dari sekitar 120 proposal yang dikirimkan oleh peneliti dari berbagai negara.
 
ITS menjadi satu-satunya institusi dari Indonesia yang berhasil menembus pendanaan bergengsi tersebut, sejajar dengan institusi ternama dunia seperti University of Oxford, University of Cambridge, dan Imperial College London.

Riset Heri berjudul Towards Robust and Unbiased Validation of SAI Simulations (TRUSS): Advancing Ensemble Calibration for Reliable Geoengineering Impact Analysis. Dia akan berfokus menangani persoalan dalam simulasi proyeksi iklim, khususnya yang melibatkan teknologi Stratospheric Aerosol Injection (SAI) atau penyemprotan partikel ke atmosfer.
 
“Teknologi tersebut merupakan bagian dari pendekatan Solar Radiation Management (SRM) yang memerlukan kajian riset mendalam mengenai dampaknya,” tutur Heri, Selasa, 20 Mei 2025.
 
Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) ITS ini menjelaskan SRM adalah upaya mengatur intensitas sinar matahari guna mencegah peningkatan suhu bumi. Konsep yang digunakan untuk menilai dampak dari SRM tersebut sejauh ini hanya menggunakan rata-rata dari data simulasi iklim.
 
Padahal, data tersebut memiliki keragaman antarmodel yang besar. “Jika ini diabaikan, maka hasilnya bias dan tidak dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Heri.
 

Berdasarkan permasalahan tersebut, alumnus Leibniz University Hannover, Jerman ini menghadirkan konsep TRUSS untuk menghasilkan validasi model yang lebih akurat dengan mempertimbangkan ketidakpastian data. Pendekatan yang digunakan dengan mengombinasikan metode statistik Bayesian Model Averaging (BMA) dengan algoritma machine learning seperti XGBoost.
 
“Bukan sekadar teknis, inovasi ini juga akan menjadi dasar ilmiah penting dalam pengambilan kebijakan iklim global,” tegas dia.
 
Profesor yang baru saja mengikuti konferensi Degrees Global Forum (DGF) 2025 di Cape Town, Afrika Selatan ini menerangkan riset TRUSS berfokus pada kawasan Indonesia dan Asia Tenggara. Dengan ruang lingkup berupa dampak SRM terhadap kekeringan, curah hujan ekstrem, dan indeks iklim relevan.
 
“Validasi model dilakukan dengan mencocokkan hasil simulasi dengan data kejadian iklim historis,” ujar Guru Besar Statistika ITS ini.
 
Heri menuturkan riset yang akan berjalan selama tiga tahun ini menggandeng kolaborator internasional seperti Dr Daniela Visioni dari Cornell University, Amerika Serikat dan Dr Matthew Henry, peneliti dari Inggris, yang merupakan pakar dalam bidang simulasi iklim global. Selain itu, dua dosen Departemen Statistika ITS beserta lima mahasiswa dari bidang informatika dan statistika juga dilibatkan untuk memperkuat tim dari segi pengolahan data dan pengembangan model.
 
Dia menuturkan prestasi tersebut menjadi penanda penting ilmuwan Indonesia memiliki kapasitas sejajar dengan peneliti kelas dunia. Hal ini juga memperkuat komitmen ITS dalam kemajuan sains dan teknologi.
 
“Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi juga pengakuan bahwa ITS mampu bersaing di level internasional dalam ranah riset fundamental,” ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan