Sejak duduk di bangku pendidikan menengah atas dia sudah bertekad ingin kuliah di luar negeri. Mimpi serta perjuangan berhasil mengantarkan Herawati kuliah S2 di Boston University, Amerika Serikat.
Kuliah ini bertambah spesial sebab ia berhasil mendapatkan beasiswa LPDP melalui skema Daerah Afirmasi. Beasiswa afirmasi LPDP tersedia untuk jenjang S2 dan S3 yang didesain untuk calon mahasiswa dari daerah afirmasi.
Mimpi untuk studi di luar negeri sudah dibangunnya sejak SMA. Sebelum lulus, ia sudah menetapkan pilihan untuk studi di jurusan Bahasa Inggis.
Ia mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Dari sana, ia mulai belajar banyak hal dan pentingnya kemampuan bahasa asing.
"Sejak kuliah saya membuat study club buat belajar Bahasa Inggris dengan teman sekalas, maupun dari jurusan lainnya," kenang Herawati dalam siaran YouTube LPDP dikutip Senin, 10 Februari 2025.
Herawati terus mengasah kemampuan bahasa Inggris dengan bergabung komunitas. Di sana, ia belajar lebih banyak.
"Kadang kita suka cari bule yang lagi liburan untuk praktik speaking," ungkap dia.
Lewat pengalaman itu, ia terus mengembangkan diri. Ia sadar kemampuan bahasa Inggris, terutama di wilayahnya memang tertinggal jauh dengan pelajar maupun mahasiswa di pulau Jawa.
"Bahkan mungkin kami tertinggal 50 tahun lamanya," sebut dia.
Kemampuan itu pula mengantarkannya sebagai salah satu mahasiswa yang mengikuti pertukaran pelajar di Amerika Serikat selama lima tahun. Dari sana, keinginan untuk studi lanjut ke luar negeri semakin membesar.
"Setelah kembali dari Amerika, saya segera mencari informasi beasiswa. Saat itu menemukan informasi beasiswa LPDP dan ini sangat pas untuk saya yang dari Ternate dengan nama program beasiswanya saat itu Beasiswa Afirmasi Indonesia Timur," ungkap dia.
Baca juga: Kisah Imam Santoso, Anak Petani Kejar Pendidikan Hingga Raih Doktor di Finlandia |
Herawati mendaftar beasiswa LPDP pada 2018. Tantangan memperjuangkan beasiswa ini sudah mulai terasa bahkan sejak mendaftar.
"Untuk ikut saja jaringan internet di Ternate sempat putus selama beberapa hari," tutur dia.
Meski begitu, perjuangan berlanjut. Akhirnya ia dinyatakan lolos beasiswa LPDP.
PR selanjutnya, mengikuti program pengayaan bahasa dari LPDP. Ia juga masih berjuang mendapatkan sertifikat bahasa asing untuk meraih Letter of Accaptance (LoA) di kampus tujuan.
Keadaan diperparah oleh covid-19. Saat itu, IELTS tak melayani ujian karena pandemi. Tapi, ia sadar kesempatan ini terlalu berharga untuk dilewatkan.
"Saat saya cari solusi, ternyata Boston University meringankan syarat bahasanya dan menerima Duo Linggo sebagai syarat bahasa dan alhamdulillah saya bisa lolos di situ," ungkap dia.
Herawati lulus dengan masa studi 1,5 tahun dari Boston University pada tahun 2022. Setelah lulus, satu hal yang ada di pikirannya, yaitu: pulang.
"Saya terpanggil masih banyak anak di Ternate, Maluku Utara yang berpotensi tapi masih punya permasalahan kemampuan bahasa Inggris. Saya sadar diri, ini biaya mahal (kuliah) ya prioritas utama saya ya pulang memberi kembali ke masyarakat," ujar dia.
Kesempatan studi lewat beasiswa LPDP tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Terlebih ia datang dari pulai di Timur Indonesia.
"Kami anak pulau dari sudut Timur Indonesia dapat melanjutkan studi sampai ke Amerika," tutur Herawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News