Hidup di sebuah kampung kecil di Jawa Timur, tak membatasi mimpinya untuk bisa sekolah tinggi. Ia dirawat neneknya dalam gubuk bambu kecil yang sudah reyot.
"Tapi ibuku sebelum meninggal itu selalu bilang, kamu jangan lagi menjadi petani, kamu harus bisa sekolah yang tinggi. Bukan petani itu jelek, tapi orang tua itu tidak mau lagi saya seperti ayahnya, kakeknya, neneknya," kenang Imam dalam siaran YouTube LPDP dikutip Kamis, 2 Januari 2025.
Dari sana, ia memiliki semangat mengubah nasib hidup melalui pendidikan. Awalnya, Imam sangat ingin menjadi dokter karena ibunya tak bisa berobat ke dokter di kota karena jarak.
Cita-cita masa kecil itu beralih ketika melihat satpam perusahaan tambang di dekat rumahnya. Ia melihat anak dari satpam itu bisa sekolah dengan baik dengan nilai yang juga baik.
"Jadi saya terinspirasi lagi dari situ, sepertinya harus kerja di tambang, karena jadi satpamnya juga anaknya bisa sekolah dengan baik," ungkap dia.
Ketika akan lulus SMA, Imam sudah menargetkan akan kuliah di bidang tambang. Saat itu, ia melirik ITB untuk kuliah metalurgi.
"Masuk ke ITB itu gapyear waktu itu dan berhasil," cerita dia.
Setelah lulus, ia langsung mematok ingin kuliah S2. Ia mendapat kesempatan studi di University of Adelaide, Australia dengan beasiswa dari sebuah perusahaan di tahun 2009.
Baca juga: 7 Alumni LPDP yang Berhasil Mewujudkan Perubahan Positif bagi Indonesia |
"Aku disekolahkan waktu itu S2. Tapi gagal dan belum selesai karena perusahaannya bangkrut waktu itu. Akhirnya mesti pulang tanpa gelar," ungkap dia.
Namun, asanya melanjutkan kuliah tidak putus. Ia mencoba peruntungan dengan mendaftar beasiswa pemerintah Australia, yakni Australia Awards Scholarship (AAS) dan akhirnya dapat melanjutkan studi metalurgi di University of Queensland.
Saat di Australia sebenarnya Imam sudah bermimpi untuk melanjutkan kuliah S3. Ia sudah membayangkan kuliah di Finlandia karena memimpikan bisa melihat salju dan aurora.
Ia mencari jalan untuk dapat kuliah S3 di Finlandia. Ia mencoba peruntungan lewat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Imam mendaftar beasiswa LPDP sebanyak tiga kali, termasuk gagal 7 kali dalam tes IELTS. Perjuangannya berbuah manis setelah diterima beasiswa LPDP pada 2014 dan studi S3 di AAlto University Finlandia.
Setelah menyelesaikan masa studinya selama 4 tahun di AAlto University, Imam lulus. Kini, dia mengajar sebagai dosen Metalurgi di ITB.
"Jadi dengan pengalaman ini aku percaya pendidikan itu bisa mengubah hidup seseorang," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id