“Puji Tuhan, saya aman, memang banyak fasilitas rusak berat dan pohon-pohon bertumbangan, tapi tidak separah kota-kota lain," kata Yohanes dilansir dari laman Puslapdik, Kamis, 10 Oktober 2024.
Ketika badai itu datang, Yohanes sedang berada di apartemen dekat kampus dan bersiap-siap kuliah. Namun, ia memperoleh pemberitahuan melalui email dari kampus, perkuliahan diliburkan karena badai.
Yohanes baru menginjakan kaki di Florida dua bulan lalu, tepatnya 22 Agustus 2024. Ia merupakan penerima beasiwa S2 melalui LPDP di program studi Master Degree in Tourism and Hospitality Managemen.
Sejak di bangku sekolah, Yohanes sudah merasakan manfaat beasiswa dari pemerintah. Yohanes menempuh pendidikan menengah di SMA Bhineka Tunggal Ika, Yogyakarta pada 2013-2016 melalui program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM).
Pada 2016, Yohanes menjalani kuliah di Program Studi Pendidikan Ekonomi dengan konsentrasi Manajemen Pariwisata, Universitas Pattimura (Unpatti), Ambon, Maluku dan lulus tahun 2021 berkat beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik).
Yohanes mengaku pemilihan pendidikan ekonomi dengan konsentrasi manajemen pariwisata saat di Unpatti bukan keinginannya sendiri. Tetapi, diarahkan oleh pihak kampus dan kemendikbud sebagai pemberi beasiswa.
“Tetapi setelah menjalani perkuliahan, saya semakin sadar akan pentingnya dunia pendidikan dan dunia pariwisata terlebih khusus di Papua, karena itu pula kemudian saya melanjutkan pendidikan S2 saya dengan mengambil jurusan di bidang pariwisata," beber Yohanes.
Menurutnya, dari banyak literatur tentang perkembangan pariwisata di Indonesia, potensi pariwisata di Papua sangat banyak. Tetapi, belum dikelola optimal karena ketidakseimbangan antara sumber daya alam dan sumber daya manusia.
"Saya kian menyadari, bahwa perkembangan pariwisata akan membawa dampak yang baik terhadap perekonomian masyarakat Papua yang selalu menempati posisi pertama sebagai rata-rata penduduk termiskin di Indonesia, setidaknya hal itu yang saya pelajari dari data BPS tahun 2020," kata dia.
Setelah selesai S2, Yohanes ingin menjadi seorang akademisi atau bekerja di pemerintahan yang mengelola bidang pariwisata. Sebab, pemerintah punya kewenangan dan peranan kuat untuk membawa perubahan.
Yohanes juga punya cita-cita membuka usaha pariwisata di Papua. “Saya ingin mengikuti jejak almarhum oyang (Kakek buyut) saya, Frans Kaisepo, pahlawan nasional Indonesia yang dapat membawa semangat api dan dampak positif buat daerahnya," tutur dia.
Bertemu Presiden Jokowi
Yohanes merasa sangat bersyukur mengikuti program ADEM dan ADik karena diberi kesempatan memperoleh beasiswa dan melanjutkan pendidikan di luar Papua. Bahkan, kini mampu melanjutkan S2 di luar negeri melalui LPDP. Yohanes merupakan mahasiswa Papua pertama yang kuliah di Universitas Pattimura dan lulus dengan predikat Cum Laude.“Keluarga saya punya keterbatasan ekonomi dan saya sebagai anak pertama merasa sangat terbantu oleh program ADEM dan ADik, selain tidak perlu keluar biaya, juga mendapatkan banyak sekali wawasan serta pengalaman-pengalaman yang luar biasa, dari satu kota ke kota lainnya dengan tantangan yang berbeda sehingga karakter saya lebih kuat," kata dia.
Salah satu kesan dan pengalaman yang tak terlupakan bagi Yohanes adalah dipilih oleh pihak Unpatti dan Kementerian Politik Hukum dan Keamanan sebagai perwakilan mahasiswa dari Papua dan Maluku untuk bertemu dan berbincang-bincang dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada 2019.
“Saat itu, yang diundang adalah mahasiswa, tokoh agama, tokoh adat, dan akademisi untuk berbicara soal ekonomi, sosial, pendidikan, dan kesejahteraan. Saya bersyukur ada beberapa masukan dari kami yang sudah diterapkan pemerintah di Papua," beber dia.
Setelah lulus dari Unpatti pada 2021, Yohanes mulai mengincar LPDP untuk bisa melanjutkan S2 di luar negeri. Sembari menyiapkan diri, Yohanes menjadi volunter dan freelance di beberapa komunitas dan organisasi di Jayapura, yakni Komin Papua.
Ini merupakan sebuah gerakan peduli pendidikan dan eko kreatif. Lalu, Manibobi Preneurs, sebuah gerakan jasa pengembangan bisnis; serta Papua Youth Creative Hub, komunitas pengembangan kreativitas anak muda Papua yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2023.
Yohanes menilai Program ADEM dan ADik dapat menjadi langkah dan wadah untuk anak-anak muda atau calon generasi penerus bangsa di Papua agar dapat kesempatan berpendidikan serta menambah wawasan luas dan bisa menjadi sumber daya manusia unggul yang dapat membawa perubahan untuk Papua menjadi lebih baik.
| Baca juga: Jadi Dokter Berkat Beasiswa ADik, Amelia Balas Budi Ingin Buka Klinik Hewan di Timika |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News