Kesibukan menjalani kuliah, tidak menjadikan Eli absen membantu orang tua. Setiap kali ada kesempatan pulang ke desanya di Kesilir, Eli turun langsung membantu orang tuanya di lahan. Jika saat panen tiba, Eli tak malu ikut memanen padi atau jagung.
"Jika Bapak sedang menanam tembakau, maka saya ikut memetik tembakau di pagi hari, kemudian diteruskan di sorenya dengan mempersiapkan tembakau untuk proses dikeringkan, atau dalam istilah di desa kami disebut sujen. Sementara jika belum panen, saya membantu Bapak ikut membersihkan rumput dan gulma di sawah," cerita Eli, yang bercita-cita menjadi dokter spesialis anak ini.
Prestasi Eli tidak mengecewakan. Selama kuliah, beberapa prestasi diraih. Misalnya, menjadi juara pertama literatur review bidang kedokteran yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan juara ketiga karya ilmiah poster bidang kedokteran yang digelar oleh Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, kedua prestasi itu dicapai pada 2018.
Baca:
Siswa SD Ini Mampu Buat Animasi, Hasil Otodidak Selama Belajar Daring
Eli juga aktif di organisasi mahasiswa yang gemar meneliti di kampusnya. Lebih istimewa lagi, Eli berhasil menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kedokteran dalam jangka waktu 4 tahun 1 bulan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sangat memuaskan, yakni 3,71.
"Agak meleset sedikit dari target saya yang ingin menyelesaikan kuliah sebelum empat tahun," ungkapnya.
Eli juga bersyukur dapat kuliah di Fakultas Kedokteran Unej yang fokus pada Agromedis, yakni aplikasi ilmu kedokteran yang berfokus pada kesehatan masyarakat pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Dirinya mengenal betul jika masyarakat agraris memiliki permasalahan kesehatannya sendiri yang berbeda dengan komunitas lain.