Halimatus Sa'diyah, mahasiswa baru UGM yang punya segudang prestasi di bangku sekolah. Foto: Dok Humas UGM.
Halimatus Sa'diyah, mahasiswa baru UGM yang punya segudang prestasi di bangku sekolah. Foto: Dok Humas UGM.

Segudang Prestasi Antar Anak Kuli Bangunan Ini Tembus UGM

Arga sumantri • 24 Juni 2021 10:49
Yogyakarta: Halimatus Sa'diyah berhasil menembus Universitas Gadjah Mada (UGM) lewat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021. Ia diterima kuliah di Departemen Matematika, Fakultas MIPA UGM.
 
"Rasanya seneng, bisa sedikit memberikan kebahagiaan untuk bapak dan ibu karena saya lolos SNMPTN dengan program KIP Kuliah, mudah-mudahan meringankan," ucap Halimatus, mengutip siaran pers UGM, Kamis, 24 Juni 2021.
 
Bagi Halimatus, capaian ini menjadi kebanggaan tersendiri. Bagaimana tidak, ayah Halimatus, Zainudin, hanya bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya, Siti Fatimah, ibu rumah tangga biasa.

Pendapatan orang tua Halimatus tak menentu. Dalam sehari, pendapatan sang ayah hanya sekitar Rp65 ribu. Bila dikali sebulan, tak lebih dari Rp2 juta, sementara ada empat anggota keluarga yang harus menjadi tanggungan.
 
"Belum lagi bapak sekarang berumur 54 tahun dan mengidap penyakit liver semenjak umur 35 tahun dan membutuhkan obat jalan. Tapi bapak tak putus semangat untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga," ungkapnya.
 
Baca: Jalan Terjal Alfin Syadad Menembus Teknik SIpil UGM Tanpa Tes
 
Tinggal di Dusun Bringin RT 17 RW 07, Pondok Wuluh, Leces, Probolinggo, Jawa Timur, Halimatusdan keluarga hidup dengan sangat sederhana. Merasakan hidup dalam serba kekurangan sejak kecil, justru menjadikan Halimatus selalu terpacu untuk meraih prestasi di setiap jenjang pendidikan.
 
Dara kelahiran Probolinggo, 27 April 2003 berhasil lulus dari SDN 1 Pondok Wuluh tahun 2015, SMPN 1 Leces Excellent Class tahun 2018 dan SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang, Cambridge International School ID 113 tahun 2021.
 
Ia mengaku menempuh pendidikan SD normal selama 6 tahun. Pada setiap akhir semester, selalu mendapat ranking 1. Di jenjang SD ini, ia mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Pernah mencoba untuk mengikuti cerdas cermat tingkat kecamatan, tetapi belum berhasil. 
 
 

Selama di jenjang SMP, prestasi akademik Halimatus selalu moncer dan rutin mendapat ranking teratas. Selama di bangku SMP, ia juga mengikuti ekstrakurikuler pramuka dan sempat mengikuti OSN Matematika serta pernah menjadi Duta Adiwiyata Mandiri Nasional.
 
"Pengalaman olimpiade sebenarnya sudah saya rintis semenjak kelas 7-9 SMP tetapi belum mendapatkan medali. Di SMP ini saya juga menambah kegiatan organisasi dengan menjadi anggota Remaja Masjid sebagai sekretaris," jelasnya.
 
Ketika masuk SMA, Halimatus mencoba pengalaman yang sangat berbeda. Ia memilih masuk pondok pesantren Darul Ulum Jombang. Pada jenjang pendidikan SMA, menurutnya, lingkup pertemanan semakin luas dan persaingan juga kian ketat.
 
"Alhamdulillah di setiap semesternya saya tetap bisa mempertahankan ranking 1 dan 2 serta pararel 5 dari 354 siswa di akhir wisuda," ungkapnya.
 
Baca: Dosen UGM Ini Pernah Gagal UN Tapi Lulus dari Oxford dan Harvard
 
Halimatus pun mendapatkan pengalaman dalam organisasi Science And Social Olympiad Nasional (SSO) sebagai koordinator soal Fisika dan Ipa terpadu selama dua tahun berturut-turut di SMA Darul U’lum 2. Ia juga menjadi koordinator umum di Asrama Al-Kautsar selama 1 tahun di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.
 
Semasa SMA, Halimatus mengikuti ekstrakurikuler cambridge examination, tahfidz, club bahasa inggris, dan teknologi informatika. Ia pernah menyabet Gold Medal International Science And Invention Fair 2020, Juara 3 Nasional Olimpiade Mipa dan Farmasi yang diselenggarakan UNAIR, juara 1 lomba KOPSI tingkat Sekolah, dan Cambridge Examination Grade C 5.
 
Meski mengikuti banyak kegiatan ekstra, nilai akademik SMA Halimatus rata-rata di setiap semester minimal 90. Ia pun selalu mendapat ranking 1 dan 2 mulai dari kelas 10 semester 1 hingga kelas 12 semester 5.
 
Ia mengaku bisa mendapatkan nilai akademik yang baik karena selalu membersihkan pikiran-pikiran selain menuntut ilmu. Ia juga selalu menanamkan dalam diri untuk bisa berhasil meraih cita-cita sehingga senantiasa memprioritaskan belajar secara tertata.
 
"Yang penting juga jangan menunda-nunda tugas, selalu berdoa dan tawakal serta mengatur waktu dengan mendahulukan yang utama baru yang sekunder, tersier. Selama tugas primer belum terselesaikan jangan mengerjakan yang sekunder," pesan Halimatus.
 
 

Prestasi meraih Gold Medal International Science and Invention Fair 2020 merupakan faktor yang mungkin turut mendorong ia lolos diterima di FMIPA UGM jalur SNMPTN. Terbukti, temannya yang satu tim dalam meraih prestasi ini juga diterima di ITS jalur SNMPTN.
 
Ia menceritakan keikutsertaan lomba Internasional Science and Invention Fair 2020 mulanya coba-coba. Halimatus mengaku hanya anak biasa yang hanya memiliki ranking kelas. Tetapi, ia yakin berawal dari coba-coba, semua pasti bisa jika dikerjakan dengan bersungguh-sungguh.
 
Ia mengaku sebagai inisiator mengikuti lomba ini dengan mengajak seorang teman dan guru pembimbing. Ketiganya berkomitmen untuk tidak memberitahu hal ini kepada pimpinan kurikulum di sekolah.
 
"Karena jika lapor ke pimpinan kurikulum, lalu saya tidak lolos pasti akan malu. Maka saya lakukan secara diam-diam karena saya tahu, jika anak SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang mengikuti lomba pasti akan menang minimal tingkat kabupaten," tuturnya.
 
Halimatus bercerita untuk pendaftaran awal gratis. Baru setelah dinyatakan lolos di tahap penyisihan melakukan pembayaran sebesar 3 juta/tim. Pengumuman babak penyisihan bertepatan dengan diberlakukan 'lockdown' karena berlangsung di awal pandemi, sekitar Maret 2020. 
 
Baca: Mengenal Anuraga Jayanegara, Profesor Muda IPB Berusia 37 Tahun
 
Mereka berhasil lolos, kabar ini ternyata lebih dulu sampai kepada pimpinan kurikulum. "Saya kaget, menerima kabar gembira lolos bukan dari guru pembimbing melainkan dari pimpinan kurikulum via telepon," ungkapnya.
 
Setelahnya, Halimatus dan tim pun mendapat dukungan penuh sekolah dan membuahkan hasil medali emas. Ia mengaku hanya berkeyakinan dan percaya bahwa semua orang memiliki peluang bisa berkiprah di tingkat Internasional. 
"Siapa pun itu, yang penting tetap fokus, bersungguh-sungguh dan yakin terhadap apa yang kita kerjakan," ujarnya.
 
Kini Halimatus bersiap diri menjadi mahasiswa baru di Departemen Matematika FMIPA UGM. Ia mengatakan alasan sederhana kenapa memilih matematika karena ia mencintai matematika dan ingin menjadi dosen.
 
"Saat pengumuman saya, bapak ibu terharu bercampur bahagia, sebab sesuai dengan cita-cita, dan perjuangan saya mulai dari SD, SMP, dan SMA tidak sia-sia," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan