Rivan menuturkan terdapat banyak ilmu dari jurusan filsafat yang kemudian menjadi kunci sukses dalam berkarier di dunia perbankan. Salah satunya adalah ilmu terkait filsafat komunikasi.
Alumni Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1985 itu mengungkapkan penerapan dari ilmu filsafat komunikasi tersebut yaitu mengkaji secara fundamental cara dalam berkomunikasi. Ilmu tersebut telah mengantarkannya sukses dalam berkarier dan menyelesaikan banyak permasalahan di dunia perbankan.
Sekilas cerita, karier Rivan di dunia perbankan dimulai dengan menjadi staf di bagian Customer Service (CS). Berkat landasan keilmuan filsafat komunikasi, Rivan kemudian dikenal sebagai seorang bankir yang mempunyai hubungan baik serta dipercaya oleh nasabah.
Karena pencapaian itu, Rivan selanjutnya langsung dilirik dan dipromosikan oleh atasannya untuk menduduki jabatan yang berada dua tingkat di atas staf CS, hanya dalam waktu 25 hari sejak ia pertama kali menjadi CS.
Baca juga: Simon Tabuni, Jebolan LPDP Jadi Tokoh Pemuda Papua Inspiratif
Lalu, tahun lalu sewaktu menjabat sebagai Direktur Keuangan PT. Kereta Api Indonesia, Rivan selanjutnya dipanggil untuk menjadi Direktur Utama di Bank Bukopin. Pemanggilan ini dilakukan untuk menyelamatkan Bank Bukopin dari krisis yang dihadapi ketika itu.
Bank Bukopin diketahui mengalami krisis likuiditas pada tahun 2020 lalu yang disebabkan oleh adanya panic withdrawal akibat pemberitaan negatif dan hoaks. “Enggak ada penyelesaian masalah kalau enggak ada komunikasi yang baik,” tutur Rivan dalam webinar Filsafat & Perbankan yang diadakan oleh Fakultas Filsafat UGM, pada Sabtu, 26 Juni 2021, dikutip dari laman UGM.
Dengan jurus jitu berlandaskan ilmu filsafat komunikasi, Rivan kemudian membangun kembali hubungan Bank Bukopin dengan berbagai pihak terkait atau stakeholder dan berhasil. Rivan berhasil memperbaiki komunikasi dengan nasabah dan membangun kembali trust Bank Bukopin di media. Bank Bukopin pun terselamatkan.
Terakhir, Rivan mengungkapkan seorang lulusan jurusan filsafat kemudian tentu harus mempelajari berbagai ilmu-ilmu baru seputar perbankan. Seperti neraca perdagangan, analisis keuangan, dan lain sebagainya.
Namun, Rivan menegaskan bahwa lulusan filsafat tidak perlu mencemaskan hal seperti itu. “Justru kalau belajar filsafat itu lebih susah, belajar ilmu-ilmu lain itu kemudian jadi mudah,” tegas Rivan.
Dekan Fakultas Filsafat UGM, Arqom Kuswanjono, mengungkapkan bahwa bidang keilmuan filsafat itu bersifat umum. Ilmu-ilmunya mengkaji tentang logika, etika, antologi, aksiologi, metode, dan aspek-aspek lainnya dalam kehidupan manusia.
Karena bersifat umum, maka ilmu filsafat kemudian cocok diterapkan di segala bidang pekerjaan, termasuk kepada perbankan. Ilmu filsafat sejatinya merupakan pelengkap dalam berbagai bidang pekerjaan tersebut.
Seperti halnya dalam dunia perbankan, aksiologi adalah salah satu contoh ilmu yang penting untuk diterapkan di sana. Aksiologi yang mempelajari nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat, seperti nilai ilahian, nilai kebenaran, nilai kebaikan, dan lain-lainya, kemudian perlu diterapkan dalam berbagai kegiatan perbankan.
Misalnya bagaimana menyusun fakta integritas yang dapat dipatuhi dan ditaati semua pihak, serta kepada bagaimana menjalin hubungan dengan masyarakat seperti pemberian edukasi dan lain sebagainya.
Selain Rivan Achmad Purwanto, ada banyak alumni jurusan filsafat sukses lainnya yang turut berbagi cerita mereka dalam berkarier di dunia perbankan dalam webinar di atas. Di antaranya seperti Arief Surarso (Senior Vice President PT Bank Negara Indonesia (BNI) (Persero) Tbk.), Hatifudin (Stream Leader TRO Darussalam BSI), dan lain-lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News