Tim Bayucaraka ITS. Foto
Tim Bayucaraka ITS. Foto" Humas ITS.

Tim Bayucaraka ITS Borong 8 Gelar Juara di KRTI 2021

Arga sumantri • 22 November 2021 19:10
Surabaya: Tim Bayucaraka Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memborong delapan gelar juara dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2021. Ajang ini digelar Pusat Prestasi Nasional Kemendikbudristek bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
 
General Manager Bayucaraka ITS Bagus Alifah Hasyim menjelaskan dalam kompetisi ini, tim Bayucaraka ITS diterjunkan pada empat divisi perlombaan. Di antaranya adalah divisi Racing Plane (RP), Fixed Wing (FW), Vertical Take Off and Landing (VTOL), dan Technology Development (TD). 
 
"Sedangkan divisi TD sendiri memiliki tiga subdivisi, yakni TD Propulsion System, TD Air Frame Innovation, dan TD Flight Controller," terang Bagus, mengutip siaran pers ITS, Senin, 22 November 2021.

Kali ini, robot terbang Jatayujet_10 yang diusung tim Bayucaraka ITS berhasil memboyong juara pertama pada divisi Racing Plane. Bagus menilai bahwa peningkatan capaian tersebut terjadi karena adanya improvisasi desain dan wahana dari tahun sebelumnya. 
 
"Selain itu, kami juga berupaya mengembangkan strategi untuk teknik control system," ungkap mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.
 
Baca: Universitas Brawijaya Mulai PTM Terbatas di Semester Genap 2021/2022
 
Pada Racing Plane, lanjut Bagus, terdapat pembagian jobdesk. Yakni mekanik yang bertugas melakukan proses manufaktur, divisi elektronik yang berperan melakukan penataan elektronik yang digunakan, dan divisi Ground Control Station (GCS) yang bertugas melakukan pengaturan pada misi wahana itu sendiri. 
 
"Di sini, divisi elektronik merupakan divisi paling krusial karena berperan menentukan performa dari robot tersebut," paparnya.
 
Pada divisi VTOL, tim Bayucaraka ITS juga mendapatkan juara Best Design sekaligus juara 2. Tim Soeromiber yang merupakan nama tim divisi ini harus bertanding dalam ruangan dan tidak diperkenankan menggunakan Global Positioning System (GPS), sehingga wahana harus dilakukan dengan image processing atau full program. 
 
Pada divisi VTOL, tim Soeromiber diminta untuk meletakkan beban secara akurat pada titik yang ditentukan meskipun terdapat obstacle atau rintangan.
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan