“Saya masih ingat, sepulang dari sekolah saat itu, saya membuka pengumuman, biru. Langsung saya lari ke ibu yang tengah membereskan dagangan”, ucap Soraya dikutip dari laman ugm.ac.id, Minggu, 6 Juli 2025.
Sang ibu, Rosliana, tak kuasa menahan air mata. Ia mengaku senang, bahagia, dan haru. Baginya, keberhasilan yang diraih putrinya adalah anugerah.
Meski begitu, ia dibayangi kecemasan dengan biaya kuliah Soraya. Namun, Rosliana mengaku pasrah dan hanya berdoa.
Keajaiban kembali ia rasakan. Beberapa minggu setelah itu, Soraya mendapatkan informasi mendapat beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen. Artinya, Soraya akan menjalani perkuliahan di FEB UGM gratis hingga lulus.
“Berasa beban yang semula terasa berat, perlahan diangkat. Saya pesankan pada Soraya untuk mensyukuri ini. Ini bukan garis akhir, ini adalah titik mula menuju perjalanan baru yang harus ditempuh”, ucap Rosliana di rumahnya di Sidorejo, Medan Tembung, Kota Medan.
Bukan perkara mudah melepas Soraya merantau jauh. Namun, kuliah di UGM sudah menjadi pilihan anaknya demi mendapatkan pendidikan terbaik.
Rayuannya agar Soraya berkuliah di seputar Medan tak mampu meluluhkan tekad anaknya. Rosliana hanya bisa kembali berpasrah dan berpesan agar tetap berusaha, berjuang dan tidak melupakan doa.
“Saya selalu bilang ke Soraya, apa pun yang dilakukan harus dengan niat baik dan rasa tanggung jawab. Jangan main-main dengan pilihan hidup, kalau sudah memilih jalan harus dijalani sampai tuntas,” pesan Rosliana.
Soraya adalah sosok anak yang tumbuh di tengah keterbatasan. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara yang sejak lama tumbuh dan besar tanpa merasakan kehadiran sosok seorang ayah.
Ayah Soraya meninggal saat ia masih berusia dua tahun. Tanpa ayah di tengah keluarga menjadikan sang ibu satu-satunya tulang punggung keluarga.
Rosliana menghidupi keluarga dengan mengandalkan berjualan dari warung kelontong di rumahnya. “Makanya saya merasa lega sekali, dengan UKT 0 bisa bantu Mama. Tanpa ini, sungguh berat untuk mama menanggung biaya kuliah. Tapi sekarang, setidaknya satu beban sudah terangkat,” tutur Soraya.
Sejak duduk di bangku Sekolah dasar, ia dikenal sebagai pribadi gigih berjuang untuk menunjukkan prestasi terbaik dalam belajar. Ia juga menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan sejak SD dan kerap menghabiskan waktu sebagai relawan mengajar untuk teman-teman dan adik kelasnya.
Baca juga: UGM Kejutkan 4 Mahasiswa Baru dengan Bantuan Laptop hingga Uang Tunai |
Meski terlihat sederhana, namun kepedulian ini menjadi titik awal dirinya mencintai dunia pendidikan. “Saya suka sekali mengajar dan senang rasanya melihat teman-teman paham dengan pelajaran. Bermula dari situ, saya termotivasi untuk terus belajar dan menempuh pendidikan setinggi-tingginya,” ujar dia.
Perjalanan akademik Soraya dipenuhi dengan catatan prestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Sejak SD, ia sudah aktif mengikuti berbagai lomba, mulai dari cerdas cermat hingga fashion show.
Prestasi ini berlanjut hingga duduk di bangku SMP dan berhasil meraih gelar juara kelas berturut-turut. Ia menunjukkan konsistensinya dengan aktif di berbagai kegiatan sekolah.
Prestasi-prestasi itu mengantarkannya masuk ke SMA Negeri 3 Medan, sebuah sekolah favorit di Kota Medan yang sejak lama ia impikan. Di sana, Soraya terus mengukir bermacam prestasi.
Soraya tercatat berhasil menembus 10 besar peraih nilai tertinggi dari total 45.846 peserta pada International Science Qualification Olympiad di tahun 2023. Ia juga berhasil meraih Gold Medal pada Eduexpo Himatek USU Student Olympiad 2024 dan masuk dalam Top 100 peserta terbaik di kompetisi yang diselenggarakan oleh Universitas Sumatera Utara.
Catatan prestasi lainnya, ia berhasil menyabet medali perak di kompetisi International Medallion Student Competition 2024 bidang Ekonomi yang diadakan oleh International Level Test Institution (ILTI).
Soraya juga melengkapi diri dengan aktif di berbagai kegiatan organisasi. Di sekolah, ia pernah dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Tim Olimpiade Smantig (TOS) periode 2023–2025 dan Koordinator Bidang Matematika tahun 2024–2025 yang bertugas mendampingi siswa-siswa dalam mempersiapkan ajang OSN mewakili sekolah.
“Ada keinginan melanjutkan ini saat di UGM nanti. Jauh dari keluarga tentu harus saya isi dengan kegiatan yang bermakna agar terus bisa berkembang. Semoga nantinya tetap bisa aktif berorganisasi dan bisa mengikuti berbagai kompetisi," ujar dia.
Soraya mengaku menjatuhkan pilihannya pada FEB UGM setelah melalui pertimbangan matang. Kecintaannya pada bidang akuntansi tumbuh sejak aktif mengikuti olimpiade ekonomi saat belajar di SMA Negeri 3 Medan.
Ia sempat mencari berbagai referensi kampus dengan kualitas pendidikan terbaik dan akhirnya menemukan FEB UGM. “Saya sempat baca-baca, dan ternyata sudah terakreditasi AACSB yang dikenal sebagai lembaga yang mampu mencetak lulusan sukses berkarier di perusahaan multinasional," ujar Soraya.
Dia bakal menekuni karier di bidang akuntansi setelah lulus. Soraya juga bermimpi bisa melanjutkan studi S2 dan meraih sertifikasi profesi sekaligus berkeinginan berbagi ilmu sebagai content creator di bidang keuangan agar semakin banyak anak muda melek finansial.
Soraya berpesan untuk mereka yang hidup dalam keterbatasan agar tetap berpengharapan. Menurutnya, pengalaman sekecil apa pun tetap lebih baik ketimbang tidak mencoba sama sekali.
“Jangan pernah remehkan mimpimu. Semua mimpi itu berharga dan layak diperjuangkan," pesan Soraya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News