Selain itu, Farah juga mengenang peristiwa menggelitik ketika masa pemilihan. Dirinya sempat disebut 'Kang Ronde' oleh pelatih catwalk yang berasal dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat karena cara berjalannya yang kaku.
Farah tidak terlalu ambil pusing dengan celotehan bernada candaan tersebut. Bahkan, pelatih catwalk tersebut terkejut ketika mengetahui Farah berhasil menyabet pemenang pertama Duta Rupiah dan QRIS. Ini membuktikan kesungguhan Farah dalam berkompetisi dan terus memperbaiki diri. Ia agak terkekeh ketika bercerita kenangan tersebut.
Jauh sebelum mengikuti ajang Duta Rupiah dan QRIS, Farah sudah ditanamkan pola pikir untuk mencintai rupiah karena dirinya juga termasuk penerima beasiswa GenBI. Ia diajarkan mencintai rupiah in a positive way. dan physical way.
"Kayak kita pakai dompet yang lurus biar nyimpen uangnya terjaga, enggak yang sumpel-sumpelan. Juga soal mindset rupiah atau investment," ungkap Farah.
Hal yang dipegangnya selama ini adalah memberi kebermanfaatan bagi sesama. Farah mengaku ingin selalu bermanfaat dalam hal mengedukasi masyarakat maupun teman-temannya mengenai rupiah dan QRIS.
Baca: Wisudawan Terbaik Vokasi Unair, Ubah Stigma Negatif Jadi Prestasi
Ia juga membuat konten seputar edukasi rupiah dan QRIS melalui akun Instagramnya pada @farahprimanitaa. Sebagai Duta Rupiah dan QRIS, titel tersebut membuatnya harus bisa menjaga nama baik BI.
"Menurut aku kalau misalnya kita dapat satu titel, yang berat itu adalah titelnya. Kalau Duta Rupiah satu daerah ya satu dan penyelenggaranya adalah BI, di mana kita harus membawa nama baik BI di tengah masyarakat," jelas Farah.
Farah ingin dirinya bisa dipandang sebagai pusat informasi mengenai rupiah dan QRIS oleh masyarakat. Farah berpesan agar tetap percaya diri dan menjadi orang yang positif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News