"Alhamdulillah saya lega, kegiatan sehari-hari anak saya selama Ramadan cukup padat meskipun dengan online. Pagi bangun tidur sudah tadarus jam 07.00 WIB bersama guru-guru, lanjut pelajaran sekolah, lalu setelah itu dilanjut Opus, ada juga cerdas cermat dan lainnya. Karena banyak kegiatan di sekolah, jadi kami merasa merasa terwakili sudah urusan iman, ilmu, dan amal anak-anak selama Ramadan, sesuai dengan visi misi Labschool," kata Ayu, Sabtu, 24 April 2021.
Baca juga: Usia 27 Tahun, Dosen IAIN Jember Ini Raih Doktor di Undip
Urusan pendidikan karakter, kata Ayu, memang menjadi salah satu pekerjaan rumah yang tidak mudah untuk dibangun, terutama selama masa pandemi. Sebab semua pembelajaran dan proses pendidikan yang biasanya dapat dilakukan tatap muka terpaksa berlangsung secara daring melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi covid-19 yang masih melanda negeri.
Gema Ramadan
Namun, kata Ayu, upaya untuk menanamkan pendidikan karakter di sekolah tersebut tidak hanya dilakukan secara daring. Menurut Ayu, POMG dan sekolah juga merancang berbagai kegiatan luring yang bertujuan untuk menggenapi program pembentukan karakter yang sudah dibangun secara daring di sekolah.
Salah satunya adalah membuat program turun ke lapangan untuk berbagi donasi melalui program Gema Ramadan. Sebetulnya, kata Ayu, setiap tahunnya di bulan puasa seperti saat ini SMP Labschool selalu mengadakan buka puasa bersama anak-anak yatim piatu dan duafa.

Penyerahan bantuan ke Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) di Bantar Gebang. Foto: Dok. Labschool
Namun karena kondisi pandemi, santunan maupun bantuan tersebut pun dialihkan dalam bentuk sembako dan paket buka puasa ke sejumlah tempat yang membutuhkan. "Kami berembuk mencari tempat-tempat yang sekiranya membutuhkan, namun belum banyak dikunjungi orang," terangnya.