Ilustrasi. Foto: Antara/Andhika Wahyu
Ilustrasi. Foto: Antara/Andhika Wahyu

Kisah Pengajar yang Lolos Seleksi Guru Penggerak

Antara • 16 Oktober 2020 07:05
Jakarta: Aam Amaliah, jadi salah satu pengajar yang lolos dalam Program Guru Penggerak (PGP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan angkatan satu. Aam mengatakan, seleksi program tersebut cukup ketat.
 
"Proses seleksi program yang sangat ketat sangat bermanfaat. Keterampilan kami sebagai guru betul-betul digali, meskipun saya sudah mengajar lama," ujar Aam, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 15 Oktober 2020.
 
Guru SMA Negeri 1 Cijeruk Bogor itu menjelaskan, rangkaian seleksi Guru Penggerak sangat panjang. Setelah mendaftar, calon Guru Penggerak akan menjalani verifikasi dan validasi data.  Selanjutnya, mengikuti seleksi tahap satu berupa tes bakat skolastik.

Hasil seleksi tahap satu diumumkan bersama penjadwalan seleksi tahap dua. Setelah itu, peserta mengikuti seleksi tahap dua berupa simulasi mengajar dan wawancara. Berikutnya, pengumuman calon Guru Penggerak yang lolos, serta pelaksanaan pendidikan Guru Penggerak.
 
Menurut Aam, PGP berupaya mengubah pola pikir para pengajar. Ia berharap, PGP bisa terus berlanjut demi mendorong program Merdeka Belajar.
 
 

 "Meski umur sudah masuk kepala lima, saya masih semangat menggali ilmu. Saya salut dengan pemberi materi, pendamping yang akan mendampingi kita, itu anak-anak muda tapi mereka hebat," jelas dia.
 
Pengajar lainnya yang juga lolos program Guru Penggerak yaitu Theresia Sri Rahayu. Menurut guru pendamping itu, banyak sekali manfaat dan wawasan baru selama proses seleksi dan pembekalan.
 
"Banyak materi yang kami dapat mulai teori sampai teknik komunikasi. Kami belajar bagaimana teknik komunikasi efektif dengan calon guru penggerak," ujar Theresia.
 
Baca: Nadiem Minta Guru Penggerak Tidak Berhenti Belajar
 
Guru SDN Waihibur Nusa Tenggara Timur itu mengaku, selama menjalani proses pembekalan seringkali mengalami sejumlah kendala jaringan listrik dan internet. Hampir setiap hari listrik mati, dan sinyal seringkali susah dijangkau. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat dirinya untuk mengikuti pembekalan.
 
"Pembekalan adalah hal yang tidak boleh dilewatkan karena sangat penting. Cuma tantangannya luar biasa. Bahkan, pernah kami mengalami gempa saat mengikuti pembekalan daring," kata Theresia.
 
 

Theresia mengaku selama ini kesulitan melakukan inovasi di sekolahnya. Program Guru Penggerak dinilai sangat membantu proses inovasi dan perubahan tersebut. "Ketika mencoba melakukan perubahan saya butuh dukungan baik dari orang tua ataupun dinas pendidikan," tambah Theresia.
 
Guru SMA 1 Rawalo, Jawa Tengah, Aris Sugiharto menjelaskan, hal penting yang harus dipersiapkan untuk lolos sebagai Guru Penggerak adalah mental dan kejujuran. Para calon Guru Penggerak mesti terbuka menyampaikan kemampuan yang dimiliki serta terus menggali dan mengasah potensi diri.
 
Baca: 2.800 Guru Penggerak Dinobatkan di Angkatan Pertama
 
Kemendikbud telah menyelesaikan proses seleksi PGP angkatan satu. Sebanyak 2.800 peserta dari 56 kabupaten/kota dinyatakan lolos seleksi.
 
Proses pendampingan Guru Penggerak angkatan satu mulai dilakukan pada Kamis, 15 Oktober 2020. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim secara resmi membuka kegiatan tersebut.
 
Bersamaan dengan itu, proses pendaftaran guru penggerak angkatan dua juga sudah dibuka mulai 13 Oktober-7 November 2020. Sebanyak 2.800 guru dari 56 kabupaten/kota lainnya akan direkrut untuk menjadi kandidat guru penggerak dan calon pengajar praktik (pendamping) di 74 kabupaten/kota.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan